Pengaruh E-Learning terhadap Self-Efficacy dan Curiosity Siswa SMK
Rabu, 08 Desember 2021 - 15:30 WIB
Self-efficacy diduga akan mempengaruhi self regulated learning. Siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan memiliki keyakinan mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu dalam berbagai bentuk dan tingkat kesulitan. Hal ini berdampak self-regulated learning juga akan tinggi. Siswa akan mampu mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri di dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Self-efficacy yang rendah akan sangat mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan tugasnya untuk mencapai hasil tertentu. Hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya informasi tentang kemampuan para siswa untuk yakin pada dirinya sendiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka.
Baca juga: Pandemi Belum Mereda, Blended Learning Dianggap Metode Pembelajaran Terbaik
Selain dari pengaruh self-efficacy peningkatan hasil belajar juga dipengaruhi oleh curiosity siswa. Davies dalam Murtadlo (2011) menjelaskan bahwa bagi seorang siswa, curiosity menyebabkan siswa memiliki semangat belajar. Dalam hal ini, curiosity siswa terlihat pada fenomena-fenomena yang melekat kepadanya, misalnya siswa menjadi aktif, sibuk, dan tertarik untuk melakukan tugas-tugas belajar. Ini berarti siswa terus aktif melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan perolehan belajarnya sampai memperoleh hasil belajar yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan.
Usaha untuk meningkatkan hasil belajar menurut Gredler dalam Murtadlo (2011), merupakan atribusi intrinsik untuk memperoleh kesuksesan atau menghindari kegagalan. Siswa yang bermotivasi belajar tinggi (motivasi berprestasi) akan melakukan upaya-upaya atau usaha dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi.
Motivasi yang didasari rasa ingin tahu atau curiosity akan mengarahkan dan mengendalikan tujuan belajar siswa. Proses pembelajaran itu bergerak dinamis, dan selalu mengarah untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Motivasi belajar siswa mendorong perilaku belajar siswa agar lebih dinamis dan terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Davies dalam Murtadlo, 2011).
Begitu pentingnya self-efficacy dan curiosity siswa, maka perlu upaya nyata yang harus dilakukan untuk meningkatknya baik dengan menggunakan model pembelajaran terbaru maupun menggabungkan beberapa model inovatif yang telah ada. Selain hal ini model yang digunakan juga harus mampu menciptakan suasana sosial yang saling mendukung antarsiswa agar self-efficacy dan curiosity siswa meningkat.
Penggunaan cooperative e-learning ini akan membentuk tiga interaksi penting yaitu interaksi sosial, interaksi muatan dan interaksi guru. Interaksi sosial merupakan interaksi sesama siswa dalam memecahkan masalah. Interaksi muatan adalah interaksi yang menghubungkan konsep-konsep pembelajaran pada proses kognitif siswa. Sedangkan interaksi guru adalah interaksi yang memungkinkan guru sebagai pengatur dan fasilitator pada tahapan proses pembelajaran. Dari penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan self-efficacy dan curiosity siswa dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
Baca juga: Pandemi Belum Mereda, Blended Learning Dianggap Metode Pembelajaran Terbaik
Selain dari pengaruh self-efficacy peningkatan hasil belajar juga dipengaruhi oleh curiosity siswa. Davies dalam Murtadlo (2011) menjelaskan bahwa bagi seorang siswa, curiosity menyebabkan siswa memiliki semangat belajar. Dalam hal ini, curiosity siswa terlihat pada fenomena-fenomena yang melekat kepadanya, misalnya siswa menjadi aktif, sibuk, dan tertarik untuk melakukan tugas-tugas belajar. Ini berarti siswa terus aktif melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan perolehan belajarnya sampai memperoleh hasil belajar yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan.
Usaha untuk meningkatkan hasil belajar menurut Gredler dalam Murtadlo (2011), merupakan atribusi intrinsik untuk memperoleh kesuksesan atau menghindari kegagalan. Siswa yang bermotivasi belajar tinggi (motivasi berprestasi) akan melakukan upaya-upaya atau usaha dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi.
Motivasi yang didasari rasa ingin tahu atau curiosity akan mengarahkan dan mengendalikan tujuan belajar siswa. Proses pembelajaran itu bergerak dinamis, dan selalu mengarah untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Motivasi belajar siswa mendorong perilaku belajar siswa agar lebih dinamis dan terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Davies dalam Murtadlo, 2011).
Begitu pentingnya self-efficacy dan curiosity siswa, maka perlu upaya nyata yang harus dilakukan untuk meningkatknya baik dengan menggunakan model pembelajaran terbaru maupun menggabungkan beberapa model inovatif yang telah ada. Selain hal ini model yang digunakan juga harus mampu menciptakan suasana sosial yang saling mendukung antarsiswa agar self-efficacy dan curiosity siswa meningkat.
Penggunaan cooperative e-learning ini akan membentuk tiga interaksi penting yaitu interaksi sosial, interaksi muatan dan interaksi guru. Interaksi sosial merupakan interaksi sesama siswa dalam memecahkan masalah. Interaksi muatan adalah interaksi yang menghubungkan konsep-konsep pembelajaran pada proses kognitif siswa. Sedangkan interaksi guru adalah interaksi yang memungkinkan guru sebagai pengatur dan fasilitator pada tahapan proses pembelajaran. Dari penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan self-efficacy dan curiosity siswa dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda