Tips Sukses Magang di Perusahaan Bonafide dan Gaji Layak untuk Mahasiswa
Selasa, 18 Januari 2022 - 21:59 WIB
3. Membuat Panduan Kurikulum yang Jelas di Kampus
Program MBKM merupakan salah satu program baru di dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga persiapan di tingkat kampus menjadi sangat penting. Kampus perlu memberi panduan yang jelas kepada mahasiswa, apa yang perlu dilakukan, apa yang tidak, bagaimana proses penilaiannya, diakui sebagai berapa kredit semester (SKS), bagaimana pelaporannya ke Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti)
Selain itu, panduan kurikulum MBKM diharapkan dapat terus dikembangkan kampus. Sebagai program baru, tentu ada banyak tantangan dan pelajaran selama proses pelaksanaan. Langkah terbaik dalam penyusunan panduan ini, menurut Wahyudi, adalah musyawarah dan penggunaan fasilitas online seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud). Sehingga pelaporan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara otomatis dan berbasis data.
“Dalam beberapa kasus, ada kampus tidak rela jika magang mahasiswa selama beberapa bulan, terlebih lagi di tempat magang yang tidak tepat, dikonversi (diberi nilai) sejumlah 20 SKS. Hal ini sangat wajar, karena memang setiap kebutuhan program studi berbeda, sehingga baiknya dimusyawarahkan dan diambil keputusan berbasis data yang telah dihimpun secara otomatis dan integrasi ketika menggunakan Siakadcloud,” ujar Wahyudi.
Program MBKM merupakan salah satu program baru di dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga persiapan di tingkat kampus menjadi sangat penting. Kampus perlu memberi panduan yang jelas kepada mahasiswa, apa yang perlu dilakukan, apa yang tidak, bagaimana proses penilaiannya, diakui sebagai berapa kredit semester (SKS), bagaimana pelaporannya ke Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti)
Selain itu, panduan kurikulum MBKM diharapkan dapat terus dikembangkan kampus. Sebagai program baru, tentu ada banyak tantangan dan pelajaran selama proses pelaksanaan. Langkah terbaik dalam penyusunan panduan ini, menurut Wahyudi, adalah musyawarah dan penggunaan fasilitas online seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud). Sehingga pelaporan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara otomatis dan berbasis data.
“Dalam beberapa kasus, ada kampus tidak rela jika magang mahasiswa selama beberapa bulan, terlebih lagi di tempat magang yang tidak tepat, dikonversi (diberi nilai) sejumlah 20 SKS. Hal ini sangat wajar, karena memang setiap kebutuhan program studi berbeda, sehingga baiknya dimusyawarahkan dan diambil keputusan berbasis data yang telah dihimpun secara otomatis dan integrasi ketika menggunakan Siakadcloud,” ujar Wahyudi.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda