Robustea, Inovasi Mahasiswa STEM PrasMul yang Olah Kulit Buah Kopi Jadi Teh Premium

Kamis, 06 April 2023 - 15:09 WIB
loading...
Robustea, Inovasi Mahasiswa STEM PrasMul yang Olah Kulit Buah Kopi Jadi Teh Premium
Tim mahasiswa Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya yang menciptakan Robustea. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Mahasiswa Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya mengembangkan kreasi minuman unik yang baik untuk kesehatan. Dinamakan Robustea, usaha rintisan pengolahan cascara atau kulit buah kopi dengan produk berupa teh cascara berbentuk celup dan bubuk.

Robustea didirikan oleh tim mahasiswa S1 Food Business Technology angkatan 2022, yaitu Alexander Bryan, Karyn Joy, Portia Bellezza, Raelen Angelina Halim, dan Valerie Chou. Usaha ini dikembangkan dalam mata kuliah Food Business Creation dan Food Business Development.

Alexander Bryan menjelaskan, awal terbentuknya bisnis ini merupakan tuntutan dari mata kuliah di tahun ketiga mereka. Mahasiswa jurusan ini memang tak hanya belajar mengenai teknologi pangan dari segi ilmu Biologi, Kimia, dan juga Fisika semata.

Namun lebih dari itu, mahasiswa Food Business Technologi juga mempelajari sisi bisnis pangan itu sendiri. "Yakni bagaimana kita bisa mengimplementasikan beberapa bagian bisnis ke dalam produk yang kita kembangkan ini," kata Alexander, dalam keterangannya, Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Ini Inovasi Model Reservoir ala Mahasiswa Universitas Pertamina untuk Optimalkan Produksi Migas

Alexander melihat, kebiasaan orang meminum teh atau kopi itu menghindari untuk mengonsumsinya pada sore ataupun malam hari karena takut susah tidur. Selain itu, masyarakat saat ini juga enggan minum minuman yang terlalu manis karena adanya gula tambahan yang berefek buruk untuk kesehatan.

Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia, sebanyak 700 ribu ton per tahun dihasilkan atau 9% dari produksi kopi dunia. "Tapi pengolahan biji kopi menghasilkan sekitar 40% limbah pangan karena bagian kulit dan daging yang tak terpakai,"ungkapnya.

Padahal, Alexander mengungkapkan, cascara atau kulit buah kopi itu memiliki manfaat kesehatan yang banyak dan potensi ekonomi yang besar apabila diolah dengan baik untuk konsumsi manusia. Dari dua masalah inilah, katanya, dia dan rekan satu timnya membuat inovasi baru.

Robustea, Inovasi Mahasiswa STEM PrasMul yang Olah Kulit Buah Kopi Jadi Teh Premium


Robustea, inovasi mahasiswa Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya. Foto/Universitas Prasetiya Mulya.

Mereka menghadirkan sebuah minuman pengganti teh atau kopi yang kadar kafeinnya jauh lebih rendah dari kopi. Usaha teh Robustea ini dirintis pada 7 September 2022 merupakan alternatif teh yang premium, kaya dalam rasa dan aroma, rendah kafein, dan tinggi antioksidan.

Saat ini ada 4 varian rasa teh cascara yaitu Puntang Bandung, Bali Kintamani, Blume, dan Lux. Varian Puntang Bandung dan Bali Kintamani masuk ke dalam lini produk Single Origin. Lini Single Origin Cascara memberikan highlight kepada daerah masing-masing penghasil cascara.

Setiap daerah memiliki varietas kopi, jenis tanah, dan mikroklimat yang berbeda-beda, menghasilkan cascara dengan cita rasa yang unik dan spesifik.
Puntang Bandung mempunyai profil rasa yang sedikit smokey dengan hint rasa caramel dan prune.

Sedangkan Bali Kintamani memiliki rasa asam yang menyegarkan. Blume dan Lux masuk ke dalam lini produk Tisane. Lini Cascara Tisane menawarkan pengalaman menikmati teh cascara dengan campuran bunga yang telah dikurasi dengan profil rasa yang menarik.

Baca juga: 2 Dosen Muda UI Lulus Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia

Cascara dicampur dengan bunga melati dan globe amaranth pada varian Blume, memberikan aroma yang menenangkan. Berbeda dari Blume, varian Lux yang mencampurkan cascara dengan bunga marigold menghasilkan rasa manis alami seperti madu.

Alexander menuturkan, inovasi minuman mereka aman dikonsumsi untuk penderita diabetes dan gangguan lambung. Lebih dari itu, nilai gizi yang dihasilkan dari cascara lebih kaya dibanding dengan biji kopi sangrai.

Dalam 100-gram cascara mengandung sekitar 7 gram protein, jumlah yang sama dengan sebutir telur, dan 3.000 mg kalium, lebih dari enam buah pisang. Selain itu, cascara mengandung Vitamin B kompleks, Vitamin E, Vitamin K, asam lemak esensial Omega 3, 6, dan 9, asam amino esensial, serat, zat besi, kalium, magnesium, selenium, dan kalsium.

Cascara mengandung sejumlah besar senyawa bioaktif seperti polifenol, asam klorogenat, flavonol, antosianidin, katekin, rutin, tannin, dan asam ferulat yang membuatnya tergolong sebagai salah satu superfood.

Senyawa fenolik yang tinggi dalam cascara memainkan peran penting dalam pencegahan banyak penyakit kronis karena memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi dan anti-karsinogenik.

Selain itu, flavonoid yang sama yang ditemukan dalam dark chocolate juga berlimpah dalam cascara, yang dapat meningkatkan manfaat serupa bagi kesehatan jantung.

Baca juga: Menuju World Class University, Fakultas Bisnis UMN Raih Akreditasi Internasional FIBAA

Menurut Alexander, produk mereka berkesempatan tampil di ajang International Food and Hotel Expo Maret 2023 lalu dan mendapat animo tinggi dari pengunjung dan calon mitra. Bahkan booth Robustea sempat dikunjungi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

Alexander berharap produk inovasi mereka akan berlanjut demi memberdayakan komunitas pekebun kopi lokal dan mendukung pengolahan tanaman kopi yang berkelanjutan. "Jika bisa masuk langsung ke petani, memberikan harga yang lebih baik dan kompetitif ke mereka sehingga kami bisa dapat produk berkualitas baik dan stabil," tuturnya.

Saat ini inovasi teh mereka sudah dijual di e-commerce. Dia mengungkapkan, mereka sudah berhasil menjalin kerja sama untuk memasok produknya ke salah satu perusahaan berbasis layanan edukasi. Tim pun sedang berupaya agar produknya bisa tembus ke hotel maupun kafe.

Dekan Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Wijaya menambahkan, Robustea yang memanfaatkan kulit buah kopi untuk diolah menjadi teh merupakan inovasi mahasiswa yang juga mendukung isu ketahanan pangan, dimana ketahanan pangan itu juga menjadi tujuan SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor dua.

Stevanus mengungkapkan, sistem pembelajaran di kampusnya khususnya pada prodi Food Business Technology selain mendapatkan ilmu di kelas mahasiswanyajuga harus bisa mempraktikkan ilmu yang didapat menjadi sebuah produk bisnis.

"Kami berharap produk-produk inovasi dari mahasiswa ini bisa diterima di market dan juga memberikan dampak signifikan secara sosial dan juga ekonomi," pungkas Stevanus.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1734 seconds (0.1#10.140)