Jatah Siluman Siswa Baru, Ribuan Kursi Kosong Disiapkan Sekolah Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terbongkarnya praktik siswa titipan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, membuka rumor dunia percaloan di sekolah-sekolah negeri favorit selama ini.
Tidak hanya lurah, sederet pejabat lain diduga terlibat. Semakin tinggi jabatannya, maka semakin besar kuotanya. Termasuk anggota dewan, ormas, LSM, hingga wartawan punya kuota titipan. Di luar itu, pihak sekolah juga diduga banyak terlibat dalam permainan kotor tersebut. Tidak sedikit, kuota bangku yang tersisa dijadikan bahan bancakan untuk diperjualbelikan.
Setiap berlangsung penerimaan peserta didik baru (PPDB), hampir ribuan bangku kosong yang disiapkan untuk praktik busuk seperti itu. Alhasil, masyarakat yang dirugikan dan para cukong diuntungkan. Praktik siswa titipan ini terbongkar saat Lurah Benda Baru Saidun mengamuk di SMAN 3 Kota Tangsel, pada 10 Juli 2020. Dia tak terima karena lima siswa titipannya tidak diterima masuk. Dengan gaya preman, dia menendang stoples di atas meja.
Aksi arogan Saidun kontan membuat pihak sekolah shock. Sebab bukan kali ini saja pihak sekolah mendapat ancaman, lantaran titip-menitip siswa dari para oknum pejabat. Dengan keberanian yang tersisa, pihak sekolah akhirnya melapor ke Polsek Pamulang, pada 14 Juli 2020. Dari sinilah, rumor siswa titipan itu tersingkap. (Baca: PKS Terkejut Gaji Pengelola Kartu Prakerja Rp47-77 Juta)
Praktik yang sebelumnya dilakukan senyap dan tanpa bukti, kini menjadi perbincangan umum masyarakat. Siswa titipan ini menarik karena dampak yang disebabkan merugikan masyarakat dari semua lapisan kelas sosial. Tidak hanya siswa miskin dan kaya, tetapi juga siswa berprestasi, para generasi penerus bangsa.
Plt Kepala SMAN 3 Tangsel Aan Sri Analiah mengatakan, Lurah Benda Baru Saidun meminta lima jatah kursi siswa baru. Namun, permintaan itu terlambat. PPDB sudah selesai dan masuk daftar ulang. “Biasa, masa PPDB. Pak Lurah banyak dapat tekanan agar bisa mengusahakan masyarakatnya masuk ke SMAN 3. Kan PPDB sudah berakhir dan sudah daftar ulang," kata Aan.
Alhasil, permintaan Lurah Saidun ditolak. Tidak pernah mendapat penolakan sebelumnya, dia marah dan menendang stoples kaca di meja. “Kemudian kita sampaikan baik-baik, karena ingin membela rakyatnya dan titipannya diakomodasi, kita enggak mungkin menambah kelas. Paling menambah kuota. Itu pun harus mengajukan ke pemerintah," sambung Aan. (Baca juga: Gokir, Dua Juta Kartu Prakerja Hangus Gara-gara Tekan Tombol Enter)
Terkait laporan oleh pihak sekolah atas tindakan tidak menyenangkan dan perusakan ke Polsek Pamulang, Aan masih mempertimbangkan apakah akan mencabutnya atau berlanjut. "Sebenarnya masalahnya sudah selesai. Pak Lurah sudah minta maaf didampingi camat, tokoh masyarakat, dan dinas. Kita intinya dari kejadian kemarin, meminta beliau datang ke sekolah untuk meminta maaf," ungkapnya.
Kapolsek Pamulang Kompol Supiyatno mengatakan, akan menyelidiki kasus itu. Setelah pemeriksaan saksi, pihaknya akan melakukan gelar perkara, selanjutnya memanggil Lurah Benda Baru Saidun. Rencananya, Lurah Saidun akan diperiksa pada Selasa (28/7/2020). "Nanti dulu lah, digelar dulu. Sabar. Kalau kapan digelarnya, itu nanti saya lah. Kita akan koordinasi dulu dengan Pak Kanit. Belum. Lurah masih belum dipanggil," kata Supiyanto.
Selain sanksi pidana, desakan agar Saidun dicopot dari jabatan lurah pun menyeruak. Tidak hanya dari masyarakat, anggota DPRD Kota Tangsel pun nyaring suaranya terkait pencopotan ini. Anggota Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum dari Fraksi Gerindra-PAN Samtoni mendesak Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk segera memproses dan memecat Saidun dari jabatan Lurah Benda Baru.
Tidak hanya lurah, sederet pejabat lain diduga terlibat. Semakin tinggi jabatannya, maka semakin besar kuotanya. Termasuk anggota dewan, ormas, LSM, hingga wartawan punya kuota titipan. Di luar itu, pihak sekolah juga diduga banyak terlibat dalam permainan kotor tersebut. Tidak sedikit, kuota bangku yang tersisa dijadikan bahan bancakan untuk diperjualbelikan.
Setiap berlangsung penerimaan peserta didik baru (PPDB), hampir ribuan bangku kosong yang disiapkan untuk praktik busuk seperti itu. Alhasil, masyarakat yang dirugikan dan para cukong diuntungkan. Praktik siswa titipan ini terbongkar saat Lurah Benda Baru Saidun mengamuk di SMAN 3 Kota Tangsel, pada 10 Juli 2020. Dia tak terima karena lima siswa titipannya tidak diterima masuk. Dengan gaya preman, dia menendang stoples di atas meja.
Aksi arogan Saidun kontan membuat pihak sekolah shock. Sebab bukan kali ini saja pihak sekolah mendapat ancaman, lantaran titip-menitip siswa dari para oknum pejabat. Dengan keberanian yang tersisa, pihak sekolah akhirnya melapor ke Polsek Pamulang, pada 14 Juli 2020. Dari sinilah, rumor siswa titipan itu tersingkap. (Baca: PKS Terkejut Gaji Pengelola Kartu Prakerja Rp47-77 Juta)
Praktik yang sebelumnya dilakukan senyap dan tanpa bukti, kini menjadi perbincangan umum masyarakat. Siswa titipan ini menarik karena dampak yang disebabkan merugikan masyarakat dari semua lapisan kelas sosial. Tidak hanya siswa miskin dan kaya, tetapi juga siswa berprestasi, para generasi penerus bangsa.
Plt Kepala SMAN 3 Tangsel Aan Sri Analiah mengatakan, Lurah Benda Baru Saidun meminta lima jatah kursi siswa baru. Namun, permintaan itu terlambat. PPDB sudah selesai dan masuk daftar ulang. “Biasa, masa PPDB. Pak Lurah banyak dapat tekanan agar bisa mengusahakan masyarakatnya masuk ke SMAN 3. Kan PPDB sudah berakhir dan sudah daftar ulang," kata Aan.
Alhasil, permintaan Lurah Saidun ditolak. Tidak pernah mendapat penolakan sebelumnya, dia marah dan menendang stoples kaca di meja. “Kemudian kita sampaikan baik-baik, karena ingin membela rakyatnya dan titipannya diakomodasi, kita enggak mungkin menambah kelas. Paling menambah kuota. Itu pun harus mengajukan ke pemerintah," sambung Aan. (Baca juga: Gokir, Dua Juta Kartu Prakerja Hangus Gara-gara Tekan Tombol Enter)
Terkait laporan oleh pihak sekolah atas tindakan tidak menyenangkan dan perusakan ke Polsek Pamulang, Aan masih mempertimbangkan apakah akan mencabutnya atau berlanjut. "Sebenarnya masalahnya sudah selesai. Pak Lurah sudah minta maaf didampingi camat, tokoh masyarakat, dan dinas. Kita intinya dari kejadian kemarin, meminta beliau datang ke sekolah untuk meminta maaf," ungkapnya.
Kapolsek Pamulang Kompol Supiyatno mengatakan, akan menyelidiki kasus itu. Setelah pemeriksaan saksi, pihaknya akan melakukan gelar perkara, selanjutnya memanggil Lurah Benda Baru Saidun. Rencananya, Lurah Saidun akan diperiksa pada Selasa (28/7/2020). "Nanti dulu lah, digelar dulu. Sabar. Kalau kapan digelarnya, itu nanti saya lah. Kita akan koordinasi dulu dengan Pak Kanit. Belum. Lurah masih belum dipanggil," kata Supiyanto.
Selain sanksi pidana, desakan agar Saidun dicopot dari jabatan lurah pun menyeruak. Tidak hanya dari masyarakat, anggota DPRD Kota Tangsel pun nyaring suaranya terkait pencopotan ini. Anggota Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum dari Fraksi Gerindra-PAN Samtoni mendesak Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk segera memproses dan memecat Saidun dari jabatan Lurah Benda Baru.