Gedung Arsip Nasional Jadi Lokasi Deklarasi Ganjar-Mahfud, Ini Sejarah di Balik Pendiriannya

Rabu, 18 Oktober 2023 - 17:58 WIB
loading...
Gedung Arsip Nasional...
Suasana gedung Arsip Nasional yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta sebelum deklarasi Bacapres Ganjar Pranowo dan Bacawapres Mahfud MD. Foto/MPI/Bachtiar Rojab.
A A A
JAKARTA - Gedung Arsip Nasional RI akan menjadi lokasi deklarasi Bacapres Ganjar Pranowo dan Bacawapres Mahfud MD. Pemilihan gedung ini pun menarik karena dalam sejarahnya museum ANRI sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.

Ganjar Pranowo, Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang diusung PDI Perjuangan, Partai Perindo, PPP, dan Hanura bersama dengan Cawapres Mahfud MD beserta Tim Pemenangan Nasional (TPN) akan menggelar deklarasi di hadapan kalangan milenial di gedung yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (18/10/2023).

Baca juga: Mahfud MD Resmi Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Ini Jejak Karier dan Prestasinya

Dengan berlatar belakang gedung bersejarah dengan nuansa historis yang kental, Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Plt Ketum PPP Mardiono, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang akan menjadi saksi dari momen yang penting ini.

Dikutip dari berbagai sumber, gedung Arsip Nasional dulunya adalah tempat tinggal yang digunakan oleh Reiner De Klerk, dia adalah Gubernur Jenderal Batavia pada abad ke 18 yang menggunakan tempat tersebut sebagai rumah peristirahatan.

Pada zaman penjajahan Belanda, Kota Batavia semakin berkembang dan di sekitar Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk hingga Ancol pun dibangun menjadi kawasan tempat tinggal elite di Batavia.

Rumah yang dihuni de Klerk ini sangat luas, dengan lebar 57 meter dan panjang 164 meter bahkan dulu lahan tempat ini lebih luas lagi hingga bisa diukur sampai ke kali krukut.

Baca juga: HT: Ganjar dan Mahfud MD Saling Melengkapi Maju di Pilpres 2024

Rumah de Klerk sempat berpindah kepemilikan. Bahkan pada abad ke-19 rumah yang awalnya menjadi rumah peristirahatan itu berubah menjadi panti asuhan.

Pada tahun 1900, ada rencana untuk membongkar rumah tersebut untuk dijadikan pertokoan. De Klerk dan perhimpunan Batavia untuk seni dan ilmu pun turun tangan untuk menyelamatkan gedung bersejarah tersebut.

De Klerk memakai rumah tersebut selama 20 tahun. Pada tahun 1925, departemen pertambangan pemerintah kolonial Belanda memakai gedung ini. Kemudian, tempat tersebut dijadikan Lands archief (arsip negeri), yang setelah kemerdekaan Republik Indonesia menjadi gedung arsip nasional.

Tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Setelah pemindahan selesai tahun 1979, gedung ini tidak digunakan sama sekali dan kondisinya semakin memburuk menjelang tahun 1990-an.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1827 seconds (0.1#10.140)