15 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara dari Berbagai Tema, Bisa Dijadikan Referensi
loading...
A
A
A
Jika bertemu di jalan, hormatilah guru, sapa, dan salam dengan khidmat seperti khidmatnya seorang murid kepada gurunya. Cukup sekian amanat singkat dari saya mengenai menghormati guru, semoga bisa berguna. Mohon maaf jika ada kekhilafan yang tidak disengaja.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf,
Yang Saya Hormati Bapak/Ibu Guru dan yang saya sayangi siswa/siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul "Meraih Cita-cita". Cita-cita adalah impian, keinginan, rencana atau harapan yang ingin diraih atau diwujudkan oleh seseorang. Setiap orang punya cita-cita.
Ada yang cita-citanya kuat, ada pula yang tidak. Semakin kuat keinginannya, semakin terbuka jalan untuk meraih atau mewujudkannya. Ada seribu satu jalan bagi yang mau bersungguh-sungguh, tetapi ada seribu satu alasan bagi yang tidak mau.
Dimana ada kemauan disana pula ada jalan. Where there is a will there's a way.
Oleh karena itu bercita-citalah setinggi langit. Apabila tidak bisa setinggi langit, maka cukup setinggi burung di langit. Apabila tidak bisa, maka cukup setinggi pohon kelapa. Apabila tidak bisa juga, maka cukup setinggi pohon mangga.
Seseorang yang sehat jasmani dan rohani bercita-cita ingin menjadi TNI/Polri. Bila tidak kesampaian, ia bisa menjadi satpam. Seseorang yang pintar, bercita-cita ingin menjadi dosen.
Bila tidak kesampaian maka ia bisa menjadi guru. Seseorang yang suka menolong, bercita-cita menjadi dokter, bila tidak kesampaian, maka ia bisa menjadi bidan atau perawat.
Cita-cita diraih dengan proses belajar. Tidak ada seorangpun yang lahir langsung pintar. Seorang bayi, belajar berjalan, lalu belajar berbicara, lalu sekolah dan menjadi pintar.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12. Contoh Teks Amanat Pembina Upacara tentang Cita Cita
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf,
Yang Saya Hormati Bapak/Ibu Guru dan yang saya sayangi siswa/siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul "Meraih Cita-cita". Cita-cita adalah impian, keinginan, rencana atau harapan yang ingin diraih atau diwujudkan oleh seseorang. Setiap orang punya cita-cita.
Ada yang cita-citanya kuat, ada pula yang tidak. Semakin kuat keinginannya, semakin terbuka jalan untuk meraih atau mewujudkannya. Ada seribu satu jalan bagi yang mau bersungguh-sungguh, tetapi ada seribu satu alasan bagi yang tidak mau.
Dimana ada kemauan disana pula ada jalan. Where there is a will there's a way.
Oleh karena itu bercita-citalah setinggi langit. Apabila tidak bisa setinggi langit, maka cukup setinggi burung di langit. Apabila tidak bisa, maka cukup setinggi pohon kelapa. Apabila tidak bisa juga, maka cukup setinggi pohon mangga.
Seseorang yang sehat jasmani dan rohani bercita-cita ingin menjadi TNI/Polri. Bila tidak kesampaian, ia bisa menjadi satpam. Seseorang yang pintar, bercita-cita ingin menjadi dosen.
Bila tidak kesampaian maka ia bisa menjadi guru. Seseorang yang suka menolong, bercita-cita menjadi dokter, bila tidak kesampaian, maka ia bisa menjadi bidan atau perawat.
Cita-cita diraih dengan proses belajar. Tidak ada seorangpun yang lahir langsung pintar. Seorang bayi, belajar berjalan, lalu belajar berbicara, lalu sekolah dan menjadi pintar.