Kritisi Dokter Asing Dekan FK Unair Dicopot, Komisi X: Tamatlah Kebebasan Berpendapat di Kampus

Minggu, 07 Juli 2024 - 11:21 WIB
loading...
Kritisi Dokter Asing...
Pemecatan Dekan FK Unair Prof Budi Santoso dikritik keras berbagai pihak. Salah satunya dari Anggota Komisi X DPR Fahmi ALaydroes. Foto/SINDOnews TV.
A A A
JAKARTA - Pemecatan Dekan FK Universitas Airlangga (Unair) Prof Budi Santoso dikritik keras berbagai pihak. Salah satunya dari Anggota Komisi X DPR Fahmi Alaydroes.

Fahmi mengatakan, kebebasan untuk memberikan pendapat dan juga kritik di dunia akademisi telah berakhir jika pemecatan Prof Budi Santoso itu berkaitan dengan penolakan wacana naturalisasi dokter asing ke Indonesia.

Baca juga: Pencopotan Dekan FK Unair, Kemendikbudristek Ingatkan Unair Junjung Kebebasan Akademik

“Jika benar pemberhentian Prof. Budi disebabkan oleh kritiknya, maka tamatlah kebebasan menyampaikan berpendapat atau kritik di kampus-kampus kita," kata Fahmi dalam keterangannya dikutip, Minggu (7/7/2024).

Fami menuturkan, jika masalah ini tidak dianggap serius dan menjadi perhatian pemerintah maka dunia akademisi akan menjadi kerdil. Tidak akan ada lagi dosen maupun profesor yang berani menyampaikan pemikiran kritisnya.

Baca juga: Dekan FK Unair Dipecat Gegara Tolak Dokter Asing, Para Dekan Se-Indonesia Bereaksi!

Dalam hal ini, ujar Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, slogan Kampus Medeka hanya sebatas slogan saja.

"Bukan tidak mungkin, bila hal ini dibiarkan, kampus-kampus kita akan menjadi kerdil, tak ada lagi para akademisi, guru besar yang mau menyampaikan pikiran-pikiran kritis mereka. Kampus Merdeka hanya nama belaka,” tukas Fahmy.

Dia berpendapat, pemerintah sebaiknnya meningkatkan program dan mutu pendidikan dokter di perguruan tinggi negeri maupun swasta daripada mewacanakan untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia.

Baca juga: Rincian Biaya Kuliah di FK Unair 2024, Ada Jurusan Kedokteran dan Kebidanan

"Seharusnya, pemerintah juga menyediakan anggaran yang memadai bagi pendidikan kedokteran negeri dan swasta, dalam upaya mempercepat pengadaan dokter umum yang berkualitas di seluruh daerah," ungkap Fahmy.

Dia menilai, kebijakan ‘impor’ dokter asing tentu menuai kontroversi dan mengancam eksistensi dokter-dokter dalam negeri.

"Kebijakan tersebut malah menyiratkan ketidakpercayaan pemerintah terhadap kemampuan dokter-dokter lulusan Fakultas Kedokteran perguruan tinggi dalam negeri," pungkas Fahmy.

Baca juga: Humas Unair Benarkan Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso

Sebelumnya, Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Abdul Haris menyampaikan, meski Kemendikbudristek menghormati otonomi Unair sebagai PTN BH di Indonesia namun diingatkan pula bahwa Unair wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik sivitas akademikanya.

Pencopotan dekan FK itu pun harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam statuta Unair. Kemendikbudristek berharap dinamika ini dapat diselesaikan internal dan tidak menganggu pada penyelenggaraan Tridharma kampus.

Diketahui, Dekan FK Unair Prof Budi Santoso dicopot dari jabatannya pada Rabu 26 Juni 2024. Belum jelas apa alasan di balik pencopotan Ketua Asosisasi Institusi Kedokteran Indonesia (AIPKI) ini.

Namun pencopotan dirinya diduga kuat berkaitan dengan pernyataan Prof Budi yang selama ini menolak rencana kebijakan masuknya dokter asing ke Indonesia.

Sementara Rektor Unair Prof M Nasih memilih untuk bungkam saat media menemui dirinya untuk mengonfirmasi apa alasan pencopotan dekan FK ini. Rektor juga tidak menjawab terkait siapa pengganti Budi Santoso sebagai dekan FK Unair setelah ia dicopot dari jabatannya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)