JAKARTA - Asesmen nasional akan dilaksanakan pada September dan Oktober. Siswa yang akan mengikuti asesmen nasional pun tidak seluruh siswa melainkan sampel acak dari kelas 5, 8 dan 11 di satu sekolah.
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Asrijanty mengatakan, perlu diingat kembali oleh seluruh sekolah bahwa pelaksanaan asesmen nasional tidak diberlakukan untuk seluruh siswa. Melainkan hanya untuk siswa kelas 5, 8 dan 11 saja. "Dan itu hanya sampel saja. Jadi fungsinya hanya sebagai representasi dari sekolah," katanya pada Talkshow dan Awarding Rangkauan Acara HUT 12 YPA-MDR yang disiarkan daring, Selasa (26/1). Baca juga: Anggarkan Rp250 M, Kemendikbud Buka Seleksi Proposal Matching Fund 2021
Asrijanty melanjutkan, untuk sampel siswanya juga nanti Kemendikbud yang akan menentukan. Sampel akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud dan bukan oleh sekolah. Hal ini, terangnya, untuk memastikan bahwa representasi satuan pendidikan ini terpenuhi dalam asesmen nasional ini.
Asrijanty menjelaskan, kenapa kelas 5, 8 dan 11 yang dipilih, ini karena siswa ini berada di tengah dan bukan di akhir pembelajaran di sekolah. "Ini untuk menegaskan bahwa ini bukan untuk mengukur capaian individu siswa. Dan ini agar perbaikannya nanti masih berdampak kepada siswa juga," ujarnya.
Asrijanty meminta kepada sekolah untuk memberikan informasi kepada orang tua agar jangan khawatir akan adanya asesmen nasional ini. Sebab, katanya, selain asesmen nasional tidak untuk seluruh siswa dan juga nilai akhirnya juga tidak akan berdampak kepada individual siswa. Melainkan hanya untuk pemetaan saja. Baca juga: Bangun SDM, Mendikbud Sampaikan Misi Revitalisasi Pendidikan Vokasi
"Jadi meskipun nanti siswa mengerjakan Asesmen nasional tetapi siswa tidak memperoleh hasil individual ya. Karena laporannya adalah laporan tingkat satuan pendidikan," pungkasnya.
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Asrijanty mengatakan, perlu diingat kembali oleh seluruh sekolah bahwa pelaksanaan asesmen nasional tidak diberlakukan untuk seluruh siswa. Melainkan hanya untuk siswa kelas 5, 8 dan 11 saja. "Dan itu hanya sampel saja. Jadi fungsinya hanya sebagai representasi dari sekolah," katanya pada Talkshow dan Awarding Rangkauan Acara HUT 12 YPA-MDR yang disiarkan daring, Selasa (26/1). Baca juga: Anggarkan Rp250 M, Kemendikbud Buka Seleksi Proposal Matching Fund 2021
Asrijanty melanjutkan, untuk sampel siswanya juga nanti Kemendikbud yang akan menentukan. Sampel akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud dan bukan oleh sekolah. Hal ini, terangnya, untuk memastikan bahwa representasi satuan pendidikan ini terpenuhi dalam asesmen nasional ini.
Asrijanty menjelaskan, kenapa kelas 5, 8 dan 11 yang dipilih, ini karena siswa ini berada di tengah dan bukan di akhir pembelajaran di sekolah. "Ini untuk menegaskan bahwa ini bukan untuk mengukur capaian individu siswa. Dan ini agar perbaikannya nanti masih berdampak kepada siswa juga," ujarnya.
Baca Juga:
Asrijanty meminta kepada sekolah untuk memberikan informasi kepada orang tua agar jangan khawatir akan adanya asesmen nasional ini. Sebab, katanya, selain asesmen nasional tidak untuk seluruh siswa dan juga nilai akhirnya juga tidak akan berdampak kepada individual siswa. Melainkan hanya untuk pemetaan saja. Baca juga: Bangun SDM, Mendikbud Sampaikan Misi Revitalisasi Pendidikan Vokasi
"Jadi meskipun nanti siswa mengerjakan Asesmen nasional tetapi siswa tidak memperoleh hasil individual ya. Karena laporannya adalah laporan tingkat satuan pendidikan," pungkasnya.
(mpw)
Berita Terkait
- Kebakaran Lahan Hanguskan Ruang Belajar dan Perpustakaan Sekolah
- Ini Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru Saat Mengajar Selama Pandemi
- Ingat! Ini Dokumen yang Harus Dibawa Guru Saat Divaksin
- PGRI Minta Pemerintah Maksimalkan Data dan Prosedur Vaksinasi untuk Guru
- Dana BOS Rp52,5 T Bisa Dipakai untuk Pembukaan Sekolah dan Asesmen Nasional
- Ini Kebijakan Kemendikbud untuk DAK Fisik 2021
- DAK Fisik untuk Sekolah 2021 Mencapai Rp17,7 Triliun
- Dana BOS 2021 Mencapai Rp52,5 Triliun
- Ini Alasan Kemendikbud Transfer Langsung Dana BOS ke Rekening Sekolah
- Setengah Hati, Usulan Formasi Calon Guru PPPK dari Pemda Tak Optimal

TULIS KOMENTAR ANDA!