2016-2020, Publikasi Indonesia Melonjak Hingga 161 Ribu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menristek/Kepala BRIN menyebutkan jumlah publikasi Indonesia melonjak tinggi selama periode 2016-2020. Total publikasi yang dihasilkan selama periode itu mencapai lebih dari 161 ribu lebih.
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, selain beberapa perkembangan didalam regulasi atau dukungan atas sistem dan inovasi, yang menjadi tolok ukur dalam kinerja riset di Indonesia adalah adanya publikasi.
Menurut Menteri Bambang, di lingkungan Asean total publikasi yang dihasilkan Indonesia dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 mencapai lebih dari 161 ribu lebih. Sedangkan Malaysia, kata Bambang, memiliki 173 ribu lebih publikasi ilmiah dibandingkan beberapa negara Asean lainnya.
"Total publikasi yang menggunakan Asean sebagai benchmarking Indonesia masih berada pada posisi kedua dibawah Malaysia," katanya pada Kinerja Ristek/BRIN 2020 dan Outlook Program 2021 yang disiarkan dari Puspiptek Serpong, Rabu (27/1).
Bambang menuturkan, jika dilihat dari periode 2016-2020 itu Indonesia mengalami lonjakan paling tinggi dari posisi sebelumnya yang relatif rendah di 2016. Pada 2016, ujarnya, Indonesia di rangking keempat. Tetapi pada tahun 2020 meroket hingga sampai ke peringkat kedua.
Bambang menjelaskan, jumlah publikasi yang dihasilkan di tahun 2020 ada sekitar 46 ribu lebih. Yang terdiri dari artikel di jurnal maupun conference paper. Menurutnya, jumlah ini terbilang hampir sama dibanding 2019 namun capaian di 2020 merupakan capaian yang baik karena tahun 2020 adalah tahun yang penuh halangan dengan kondisi pandemi Covid-19.
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, selain beberapa perkembangan didalam regulasi atau dukungan atas sistem dan inovasi, yang menjadi tolok ukur dalam kinerja riset di Indonesia adalah adanya publikasi.
Menurut Menteri Bambang, di lingkungan Asean total publikasi yang dihasilkan Indonesia dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 mencapai lebih dari 161 ribu lebih. Sedangkan Malaysia, kata Bambang, memiliki 173 ribu lebih publikasi ilmiah dibandingkan beberapa negara Asean lainnya.
"Total publikasi yang menggunakan Asean sebagai benchmarking Indonesia masih berada pada posisi kedua dibawah Malaysia," katanya pada Kinerja Ristek/BRIN 2020 dan Outlook Program 2021 yang disiarkan dari Puspiptek Serpong, Rabu (27/1).
Bambang menuturkan, jika dilihat dari periode 2016-2020 itu Indonesia mengalami lonjakan paling tinggi dari posisi sebelumnya yang relatif rendah di 2016. Pada 2016, ujarnya, Indonesia di rangking keempat. Tetapi pada tahun 2020 meroket hingga sampai ke peringkat kedua.
Bambang menjelaskan, jumlah publikasi yang dihasilkan di tahun 2020 ada sekitar 46 ribu lebih. Yang terdiri dari artikel di jurnal maupun conference paper. Menurutnya, jumlah ini terbilang hampir sama dibanding 2019 namun capaian di 2020 merupakan capaian yang baik karena tahun 2020 adalah tahun yang penuh halangan dengan kondisi pandemi Covid-19.
(mpw)