Mahasiswa Ubaya Juara 1 Youth Economics Competition 2021

Rabu, 24 Maret 2021 - 19:21 WIB
loading...
Mahasiswa Ubaya Juara 1 Youth Economics Competition 2021
Kompetisi dengan tema Reformasi Ekonomi Digital pada New Era Covid-19 ini diselenggarakan secara daring. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) kembali mengukir prestasi dengan meraih juara I tingkat nasional dalam Youth Economics Competition (YEC) 3.0 2021 cabang lomba debat. Ubaya berhasil menyisihkan 31 tim dari 27 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia. Kompetisi dengan tema “Reformasi Ekonomi Digital pada New Era Covid-19” ini diselenggarakan secara daring oleh UMSU mulai 18 - 20 Maret 2021.

Tim perwakilan Ubaya yang menjadi pemenang dalam YEC 3.0 2021 yaitu Winnie Himawati, Nathaniel, dan Golden Wijaya Oentoro. Mereka merupakan mahasiswa dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik Ubaya yang tergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Debat atau biasa disebut USDS (Universitas Surabaya Debating Society).



Winnie Himawati, salah satu perwakilan tim mengungkapkan rasa senangnya dapat mengukir prestasi kembali dengan meraih juara I dalam kompetisi debat. Sebelumnya mahasiswi yang kerab disapa Winnie ini bersama dengan tim yang sama juga meraih juara 1 dalam Widya Mandala Debate Competition yang diselenggarakan pada 27 Februari – 1 Maret 2021 lalu.

“Tentunya kami sangat bersyukur dan berterima kasih untuk segala dukungan dan pelatihan yang telah diberikan oleh segenap keluarga besar USDS,” kata Winnie

Selama mengikuti kompetisi, Winnie bersama tim mampu melewati semua babak penyisihan hingga lolos menuju babak final. Winnie menceritakan jika kompetisi YEC 3.0 2021 diawali dengan tiga babak penyisihan untuk menentukan 16 tim terbaik yang dapat masuk ke babak eliminasi.



Babak eliminasi terdiri dari octofinal, quarterfinal, semifinal dan final. Pemilihan tim terbaik ditentukan berdasarkan dengan Victory Point (VP) dan score paling tinggi. Kompetisi debat ini menggunakan bahasa Indonesia dengan Asian Parliamentary Debate System.

Setiap babak dalam kompetisi terdapat topik atau mosi yang berbeda-beda. Topik tersebut membahas tentang gaya hidup, gerakan sosial, ekonomi, relasi internasional, kesehatan, PBB dan filosofi. Topik atau mosi yang didapat selama kompetisi bersifat impromptu. Pada babak final, tim Ubaya mendapatkan topik atau mosi yaitu “Dewan Ini Lebih Memilih Dunia Di Mana Umur Manusia Secara Natural Berakhir Pada 50 Tahun”.

Mahasiswi yang gemar membaca webtoon ini mengatakan, tantangan atau kesulitan yang mereka hadapi selama mengikuti kompetisi yaitu saat mendapat topik yang tidak dipahami. Menurutnya, terdapat perbedaan pendapat ketika case building. Selain itu tekanan dalam kompetisi menjadi salah satu tantangan mereka untuk saling mendukung satu sama lain agar tetap kuat dan fokus dalam perlombaan.



Waktu persiapan kompetisi telah dilakukan Winnie bersama tim sejak pertama kali bergabung dalam USDS di tahun 2019 sebagai mahasiswa baru Ubaya. Bentuk latihan dilakukan secara rutin setiap minggu dengan bedah mosi dan berlatih bersama anggota yang lain.

Selain itu Winnie bersama tim juga melakukan latihan secara mandiri dengan menyusun kembali speech atau argumen yang tepat berdasarkan feedback yang diberikan oleh pelatih. Winnie menyampaikan jika kunci utama debater harus selalu update terhadap berita baru yang berkaitan dengan perkembangan kondisi dunia saat ini.

Bagi Winnie mengikuti kompetisi debat memiliki beragam keuntungan untuk mempersiapkan dirinya di masa depan. Banyak manfaat yang dirasakan selama dirinya mengikuti USDS dan kompetisi debat seperti meningkatkan kemampuan public speaking, critical thinking, time management, dan team work. Selain itu dirinya juga belajar untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan tidak egois pada sesama jika dihadapkan pada sebuah persoalan.

“Berbagai perspektif baru bisa dipelajari ketika terjun dalam bidang debat. Hal itu membuat kita menjadi seseorang yang lebih open minded dan melihat dari berbagai perspektif yang berbeda. Dengan bergabung di komunitas atau ikut lomba debat, saya bisa menambah relasi bahkan keluarga baru yang membangun diri kita menjadi pribadi lebih baik dengan saling berbagi support dan wawasan,” tutup mahasiswi berusia 20 tahun ini.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2652 seconds (0.1#10.140)