Direktur PSPP: Bung Karno Satukan Rakyat Indonesia dengan Pancasila

Kamis, 21 Oktober 2021 - 23:31 WIB
loading...
A A A
Kedua, ketuhanan. Kebangsaan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai ketuhanan yang sudah menjadi kultur dalam masyarakat sebelum mendirikan negara.

Jadi, ketuhanan merupakan corak kultural dari masyarakat nusantara yang bersifat kultural, toleran, inklusif, berdialog dengan budaya, dan mengedepankan spiritualitas etika keagamaan dari pada penafsiran literal eklusif terhadap agama.

“Itulah yang dinamakan oleh Bung Karno sebagai ketuhanan yang berkebudayaan, berkeadaban. Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur dan saling menghormati dan toleran,” jelasnya.

Peryataan Syaiful Arif selaras dengan pandangan Ketua DPR Puan Maharani. Puan menyatakan, kebinekaan bangsa Indonesia harus menjadi sumber kekuatan untuk menciptakan persatuan, bukan malah menjadi sumber perpecahan. Persatuan tersebut harus diupayakan terus menerus sebagai energi bangsa untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

“Kita tidak boleh berpikir bahwa persatuan Indonesia akan terus terjadi tanpa kita semua usahakan, tanpa kita pernah saling mengingatkan. Karena itu, saya mengajak kita semua, agar jangan pernah bosan berbicara tentang kebinekaan dan persatuan,” kata Puan.

Menurutnya, jika berhenti bicara tentang kebinekaan yang merupakan sumber kekuatan dalam persatuan bangsa Indonesia, di saat itulah tunas perpecahan mulai tumbuh. Puan lantas memberi contoh sederhana tentang kebinekaan yang terjadi di kampus negeri yang menjadi tempat belajar putra-putri Indonesia dari banyak daerah.

Mahasiswa di universitas negeri berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Berbeda-beda program studi yang diambil, tetapi semua mahasiswa bagian dari keluarga besar Universitas. Hal tersebut merupakan bagian dari Bhinneka Tunggal Ika. Dan kebinekaan itu yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.

Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) ini mengatakan, para Pendiri Bangsa sejak awal sudah menekankan bahwa Indonesia bisa kuat, merdeka, sejahtera, jika semua elemen bangsanya yang berbeda-beda tetap bersatu (Bhinneka Tunggal Ika).

“Seperti kata Bung Karno, bahwa sejak awal kita ingin mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua. Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia,” ujar Puan.

Puan mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk mahasiswa, untuk terus bersatu dan memandang kebinekaan sebagai sumber energi besar bangsa. “Agar kita dapat dengan yakin melangkah maju, mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa,” ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2759 seconds (0.1#10.140)