Kemenkominfo Tingkatkan Pendidikan Literasi Digital bagi Masyarakat Sumba Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ) terus menggencarkan pendidikan literasi digital ke seluruh masyarakat. Kali ini bersama Pemda Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur kegiatan Pekan Literasi Digital bagi Kelompok Masyarakat dan Komunitas di Sumba Timur diikuti 2.000 peserta.
Pekan Literasi Digital diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas literasi digital masyarakat dan komunitas setempat agar dapat memanfaatkan teknologi digital dengan tepat guna dan bertanggung jawab.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga Sumba Timur terutama di era perkembangan teknologi karena derasnya arus informasi yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya.
Baca: LPDP-Kemenag Segera Launching Pendaftaran Beasiswa untuk Santri 2022
“Kegiatan ini juga bertujuan agar semua masyarakat dan komunitas di sini semakin paham akan pentingnya literasi digital. Salah satu tantangan literasi digital pada saat ini adalah banyaknya informasi yang diterima masyarakat, sehingga masyarakat harus mengetahui informasi yang benar agar tidak terpapar informasi negatif seperti isu SARA, Pornografi, Hoaks, dan lainnya,” jelas David Melo Wadu.
Pada Pekan Literasi Digital di Sumba Timur terdapat empat kelas literasi digital yang diselenggarakan secara paralel dengan narasumber yang kompeten di masing-masing kelas. Empat kelas Literasi Digital tersebut yaitu Obrol-Obrol Literasi Digital, Kelas Asah Digital, Kelas Kebal Hoaks, dan Gali Ilmu.
“Orang Indonesia rata-rata menghabiskan 8 jam per-hari dalam menggunakan perangkat digital,” ujar Indriyatno Banyumurti, Manajer Program ICT Watch dalam pemaparan materi Makin Cakap Digital dengan empat Pilar Literasi Digital di sesi Obral-Obrol Literasi Digital.
Baca juga: 7 Perbedaan PNS dan PPPK, Jangan Sampai Keliru Ya!
Penggunaan teknologi digital dengan intensitas yang tinggi harus seimbang dengan edukasi literasi digital yang mumpuni agar penggunaan teknologi yang tersedia saat ini lebih maksimal dan positif.
Soni Mongan, trainer di sesi Kelas Asah Digital menyampaikan, dalam berkomunikasi di dunia maya sebaiknya kita menerapkan sopan santun yang diajarkan di dunia nyata. “Dalam komunikasi digital kita harus tahu dengan siapa kita berkomunikasi agar menyesuaikan dengan budaya dan bahasa daerah lain,” tegas Soni Mongan
Pekan Literasi Digital diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas literasi digital masyarakat dan komunitas setempat agar dapat memanfaatkan teknologi digital dengan tepat guna dan bertanggung jawab.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga Sumba Timur terutama di era perkembangan teknologi karena derasnya arus informasi yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya.
Baca: LPDP-Kemenag Segera Launching Pendaftaran Beasiswa untuk Santri 2022
“Kegiatan ini juga bertujuan agar semua masyarakat dan komunitas di sini semakin paham akan pentingnya literasi digital. Salah satu tantangan literasi digital pada saat ini adalah banyaknya informasi yang diterima masyarakat, sehingga masyarakat harus mengetahui informasi yang benar agar tidak terpapar informasi negatif seperti isu SARA, Pornografi, Hoaks, dan lainnya,” jelas David Melo Wadu.
Pada Pekan Literasi Digital di Sumba Timur terdapat empat kelas literasi digital yang diselenggarakan secara paralel dengan narasumber yang kompeten di masing-masing kelas. Empat kelas Literasi Digital tersebut yaitu Obrol-Obrol Literasi Digital, Kelas Asah Digital, Kelas Kebal Hoaks, dan Gali Ilmu.
“Orang Indonesia rata-rata menghabiskan 8 jam per-hari dalam menggunakan perangkat digital,” ujar Indriyatno Banyumurti, Manajer Program ICT Watch dalam pemaparan materi Makin Cakap Digital dengan empat Pilar Literasi Digital di sesi Obral-Obrol Literasi Digital.
Baca juga: 7 Perbedaan PNS dan PPPK, Jangan Sampai Keliru Ya!
Penggunaan teknologi digital dengan intensitas yang tinggi harus seimbang dengan edukasi literasi digital yang mumpuni agar penggunaan teknologi yang tersedia saat ini lebih maksimal dan positif.
Soni Mongan, trainer di sesi Kelas Asah Digital menyampaikan, dalam berkomunikasi di dunia maya sebaiknya kita menerapkan sopan santun yang diajarkan di dunia nyata. “Dalam komunikasi digital kita harus tahu dengan siapa kita berkomunikasi agar menyesuaikan dengan budaya dan bahasa daerah lain,” tegas Soni Mongan