Uhamka Gelar Peluncuran Buku Islam Syariat yang Ditulis Prof Haedar Nashir
loading...
A
A
A
Lebih lanjut Prof Haedar mengatakan dalam bukunya ia menggunakan istilah Islam Syariat untuk menyebut kelompok Islam yang ingin menegakan syariat Islam dengan karakter militan, keras, kaku, eksklusif dan monolitik. Bahkan Haedar menyebut pandangan kelompok tersebut melahirkan neo puritanisme yang lebih keras, kaku, monolitik dibanding puritan masa lalu.
Hingga kemudian gerakan tersebut muncul ke politik yakni menginginkan negara Islam. Haedar menyebutnya dengan istilah reproduksi salafiyah ideologis atau menginginkan kembali ke era masa salaf namun bersifat perjuangan politik.
Kelompok tersebut berpandangan bahwa negara khilafah adalah sebagai format negara tunggal dan menolak atau menyalahkan format negara lainnya. Namun demikian kelompok dan gerakan militan tersebut telah ditolak berbagai negara.
"Gerakan ini ternyata di Saudi juga ditolak. Padahal Saudi negaranya Islam tapi bentuknya mamlakah, kerajaan. Kemudian di Mesir juga diusir karena berbeda dengan pandangan Mesir. Jadi jangankan di negara yang seperti Indonesia yang memilih Pancasila sebagai dasar negara yang sebenarnya sejalan dengan islam, di negara-negara itu juga dianggap sebagai gerakan yang menimbulkan masalah, bahkan ilegal," terangnya.
Dalam kesimpulannya, Prof Haedar mengatakan bahwa gerakan kelompok militan yang disebut dengan istilah reproduksi Salafiyah Ideologis dalam bukunya itu memiliki banyak masalah.
Selain itu menurutnya bila pola gerakan atau kelompok tersebut yang digunakan dalam Islam Indonesia atau di dunia maka justru akan terjadi penyempitan ruang Islam di berbagai negara. Selain itu kelompok tersebut juga memungkinkan banyak orang menjadi tidak nyaman dengan Islam, sehingga memilih agama lainnya sehingga muncul konversi agama.
Selain peluncuran buku Islam Syariat, Uhamka juga menggelar beberapa kegiatan sekaligus di antaranya launching lagu Sang Surya versi Bahasa Jepang dari FKIP Uhamka, serta peresmian Klinik Pratama dan Masjid Kh Hisyam.
Rektor Uhamka Prof. Gunawan Suryoputro dalam sambutan mengungkapkan rasa syukurnya semua tamu dapat hadir untuk memeriahkan dan mengikuti tiga kegiatan yang digelar Uhamka.
Menurutnya, sebelumnya memang sudah ada tim panitia pembangunan rumah sakit di wilayah Fakultas Kedokteran Uhamka. Hanya saja banyak persyaratan yang harus terpenuhi, di antaranya penambahan lahan.
"Alhamdulillah sudah ada penambahan lahan seluas 978m di area itu, yang sekarang ada sudah 11.000 m, sehingga kini sudah 12.823m/persegi," jelas Prof. Gunawan.
Hingga kemudian gerakan tersebut muncul ke politik yakni menginginkan negara Islam. Haedar menyebutnya dengan istilah reproduksi salafiyah ideologis atau menginginkan kembali ke era masa salaf namun bersifat perjuangan politik.
Kelompok tersebut berpandangan bahwa negara khilafah adalah sebagai format negara tunggal dan menolak atau menyalahkan format negara lainnya. Namun demikian kelompok dan gerakan militan tersebut telah ditolak berbagai negara.
"Gerakan ini ternyata di Saudi juga ditolak. Padahal Saudi negaranya Islam tapi bentuknya mamlakah, kerajaan. Kemudian di Mesir juga diusir karena berbeda dengan pandangan Mesir. Jadi jangankan di negara yang seperti Indonesia yang memilih Pancasila sebagai dasar negara yang sebenarnya sejalan dengan islam, di negara-negara itu juga dianggap sebagai gerakan yang menimbulkan masalah, bahkan ilegal," terangnya.
Dalam kesimpulannya, Prof Haedar mengatakan bahwa gerakan kelompok militan yang disebut dengan istilah reproduksi Salafiyah Ideologis dalam bukunya itu memiliki banyak masalah.
Selain itu menurutnya bila pola gerakan atau kelompok tersebut yang digunakan dalam Islam Indonesia atau di dunia maka justru akan terjadi penyempitan ruang Islam di berbagai negara. Selain itu kelompok tersebut juga memungkinkan banyak orang menjadi tidak nyaman dengan Islam, sehingga memilih agama lainnya sehingga muncul konversi agama.
Selain peluncuran buku Islam Syariat, Uhamka juga menggelar beberapa kegiatan sekaligus di antaranya launching lagu Sang Surya versi Bahasa Jepang dari FKIP Uhamka, serta peresmian Klinik Pratama dan Masjid Kh Hisyam.
Rektor Uhamka Prof. Gunawan Suryoputro dalam sambutan mengungkapkan rasa syukurnya semua tamu dapat hadir untuk memeriahkan dan mengikuti tiga kegiatan yang digelar Uhamka.
Menurutnya, sebelumnya memang sudah ada tim panitia pembangunan rumah sakit di wilayah Fakultas Kedokteran Uhamka. Hanya saja banyak persyaratan yang harus terpenuhi, di antaranya penambahan lahan.
"Alhamdulillah sudah ada penambahan lahan seluas 978m di area itu, yang sekarang ada sudah 11.000 m, sehingga kini sudah 12.823m/persegi," jelas Prof. Gunawan.