Risma Ngajar Siswa SD secara Daring, Begini Gaya Wali Kota

Sabtu, 05 September 2020 - 20:11 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajar para siswa SD dan SMP di tengah pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Sekolah daring selama ini masih belum menemukan konsepsi yang tepat bagi masyarakat. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun ikut menjadi pengajar di sekolah daring untuk bisa menyelami secara khusus menjadi guru dalam program belajar bersama “Guruku”, Sabtu (5/9/2020).

Program yang ditujukan kepada semua siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Surabaya itu dilakukan sebagai bentuk pengganti sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19. (Baca juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Sekolah dan Guru Penggerak akan Diperkuat )

Risma terlihat lihai membawakan diri sebagai seorang guru. Dengan ekspresi yang bergembira. Selain itu, ia juga membawakan materi yakni menjelaskan seputar fungsi berbagai macam indera yang ada pada tubuh manusia. Ia terlihat menjelaskan secara rinci bagaimana cara memanfaatkan dengan baik tubuh manusia.



“Hai anak-anakku. Saat ini kalian bersama dengan Bu Guru Risma. Ibu akan mengajarkan fungsi-fungsi tubuh. Kalau kita gunakan semua dengan baik, untuk kemajuan masa depan kita, maka tidak usah ragu. Kalian bisa sukses dengan menggunakan indera yang sudah diberikan tuhan kepada kita semuanya,” kata Kota Risma.

Ia mencontohkan, seperti saat pelajaran berlangsung, para pelajar wajib mendengarkan dengan baik. Kemudian melihat apa yang sedang dijelaskan dengan seksama dan tidak boleh berbicara selama guru mendengarkan. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik. (Baca juga: Subsidi Kuota, Tenggat Input Nomor HP Siswa dan Mahasiswa 11 September )

“Jadi gitu ya. Jangan bicara sendiri kalau bapak ibu guru menerangkan. Kemudian harus mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan. Semua itu untuk keberhasilan dan kesuksesan anak-anakku,” ungkapnya.

Presiden UCLG Aspac ini juga meminta para pelajar untuk tidak saling mem-bully teman-temannya meski berbeda suku maupun agama. Menurutnya, ketika seseorang mengolok atau menunjuk temannya, sebenarnya empat jari itu sedang menunjuk diri sendiri. Oleh sebab itu, ia meminta agar tidak saling menghina sesama teman.

“Ayo ingat yaa. Kita diberikan tangan untuk berbuat baik. Bukan untuk menunjuk teman-teman dan mulut yang diberikan Tuhan bukan untuk mengolok-olok ya. Kita tidak bisa hidup sendiri anak-anakku. Setiap manusia itu saling membutuhkan. Jadi ayo semuanya harus dijadikan teman,” jelasnya. (Baca juga: 6 Provinsi Jadi Fokus Pemberantasan Buta Aksara )

Risma juga meminta anak-anak agar saling menghargai. Terutama yang paling penting adalah menghargai kedua orang tua. Menurut dia, salah satu kunci keberhasilan dan kesuksesan anak adalah saat mereka bisa menghargai kedua orang tua.

Setelah beberapa materi disampaikan, Risma kemudian memberikan tugas kepada para pelajar untuk dikerjakan di rumah setelah menonton tayangannya. Tugas yang diberikan oleh Bu Guru Risma yakni menghitung dan menuliskan sebanyak-banyaknya jumlah teman.

“Kalian mau nggak diberi tugas sama Bu Guru Risma? Tugasnya adalah kalian mencatat semua nama teman kalian. Nanti kalau punya banyak teman ibu kasi hadiah. Hadiahnya tanda tangan Bu Guru Risma,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo mengatakan, figur Wali Kota Risma adalah sosok yang sangat dikagumi oleh anak-anak. Oleh karena itu, pada situasi yang seperti ini, Bu Guru Risma datang untuk memberi semangat supaya para pelajar terus dapat bermimpi dan meraih cita-citanya.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More