Sidang Terbuka Program Doktor Ilmu Pertahanan Unhan:Paradigma Baru dalam Pengelolaan Migas di Wilayah Perbatasan

Jum'at, 18 Februari 2022 - 12:16 WIB
Hasil penelitian Sampe menunjukkan, dalam kebijakan pengelolaan migas di perbatasan dalam perspektif pertahanan negara, pada kriteria utama, aspek Pertahanan Keamanan menduduki skor yang tertinggi (24,40%), dibandingkan dengan elemen non pertahanan. Faktor non pertahanan tertinggi adalah ekonomi 22,74%. Sementara dalam alternatif pilihan kebijakan publik, infrastruktur menempati posisi tertinggi 29,87% disusul regulasi pada skor 28,56%.

Narasumber pendalaman disertasinya ada tiga kategori, yaitu yang pertama mencakup aspek teknis, geostrategi dan policy migas. Yang kedua, menyangkut dimensi pertahanan, sedangkan yang ketiga menyangkut politik, keamanan, kebijakan publik dan korporasi. Mereka adalah para level pimpinan, Guru Besar, Militer (Perwira Tinggi Pemegang Kebijakan di Pusat, Operasional dan Komando), serta Pimpinan Perusahaan yang berwenang, berkompeten serta ahli di bidang masing-masing.

Adapun untuk AHP, melibatkan 60 orang responden, dari unsur TNI, ASN dan Korporasi, dengan level Eselon 1 -2, Perwira Tinggi dan Menengah, serta Direksi, Profesional dan Civil Society.

Dikaitkan dengan preposisi, dan hasil pendalaman kepada para nara sumber terpilih, maka preposisi terbukti, yakni di wilayah perbatasan, aspek Hankam merupakan faktor terpenting, untuk mendukung pengembangan ekonomi.

Baca juga: Face Cream Mask dari Kefir Mahasiswa UB Raih Emas di AISEEF

Dalam konteks kebijakan publik, diperlukan desain infrastruktur migas yang kompatibel dan saling mendukung dengan pertahanan negara, yang perlu dipayungi dengan instrumen regulasi. Model Kontrak Migas di wilayah perbatasan harus spesifik, yang dapat mengakomodir dimensi pertahanan negara, aspek teknis dan ekonomis.

Disertasi Sampe ini, menjadi menarik karena memadukan aspek kebijakan energi migas dengan kebijakan pertahanan. Dalam pidato penutupannya, dia menyampaikan terima kasih dan keberuntungan besar, karena dibimbing langsung oleh Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A, Ph.D. yang pernah mengemban jabatan sebagai Menteri di dua bidang tersebut, Energi dan Pertahanan.

Sebagai Co Promotor adalah Kol. Laut (KH) Dr. Ir. Yanif Dwi Kuntjoro (seorang ahli AHP) dan Dr. Ing. Ir. Rachmat Sudibjo yang pernah lama sebagai Dirjen Migas dan Kepala BPMigas. Sidang Terbuka Disertasi itu, dipimpin langsung oleh Mayjen TNI Dr. Joni Widjayanto yang adalah Direktur Program Doktor Ilmu Pertahanan di Universitas Pertahanan.

Sedangkan tim penguji internal Mayjen TNI Dr. Ir. Susilo Adi Purwantoro, Laksda TNI (Purn) Dr. Drs. Ir. Suyono Thamrin, Dr. Herlina JR Saragih. Adapun penguji eksternal adalah Prof. Dr. Ir Dadan Umar Daihani, D.E.A (Guru Besar Universitas Trisakti dan bertugas di Lemhannas), serta Prof. Dr. Otto R. Payangan, M.Si, CMA, guru besar Universitas Hasanuddin.

Dalam penutupannya, Prof Purnomo berharap agar novelti atau kebaruan dalam disertasi ini dapat diadopsi menjadi bagian dari kebijakan nasional dalam pengelolaan migas di perbatasan, dan dikaitkan dengan dimensi pertahanan negara.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More