Begini Sejarah Mengapa Masuk Sekolah Selalu Dimulai Bulan Juli
Senin, 14 November 2022 - 08:53 WIB
Melalui UU No. 0211/U/1978, Daoed Joesoef pada saat itu mengatur kalau tahun ajaran baru yang yang seharusnya dimulai pada Januari harus diundur ke bulan Juli. Akibatnya, tahun ajaran 1978 yang kala itu seharusnya sudah berakhir pada bulan Desember 1978, jadi sempat diundur menjadi sampai bulan Juni 1979.
Tahun ajaran 1978–1979 pun menjadi tahun ajaran terpanjang sepanjang sejarah, yakni sampai 1,5 tahun. Anak-anak sekolah saat itu jadi punya waktu panjang buat persiapan tahun ajaran baru berikutnya.
Alasan Masuk Sekolah di Bulan Juli
Dilansir dari berbagai sumber, ternyata memang ada beberapa alasan masuk akal yang mendasari perubahan kebijakan ini. Alasan-alasan itu di antara lain adalah.
1. Untuk mempermudah penyusunan rencana anggaran pendidikan
Tahun ajaran baru yang dimulai Januari dinilai terlalu dekat dengan jadwal tutup buku anggaran yang dilakukan pada akhir tahun. Dengan begitu, jadwal awal tahun ajaran baru harus diubah biar bisa menyesuaikan. Dipilihlah bulan Juli, yang merupakan tengah tahun sehingga anggaran biaya pendidikan tetap bisa dilakukan tanpa banyak masalah.
Baca juga: Kisah Inspiratif Guru Isdiarto, Semangat Mengajar Meski Harus Menyusuri Hutan
2. Menyeimbangkan dengan tahun ajaran luar negeri
Di luar negeri, tahun ajaran baru selalu dimulai pada tengah tahun, bukan di awal tahun, setelah anak-anak sekolah di sana berlibur di musim panas. Daoed Joesoef pun kala itu mencoba untuk menyesuaikan tahun ajaran di Indonesia untuk bisa sama dengan di luar negeri.
Alasannya sungguh mulia. Daoed Joesoef ingin anak-anak Indonesia yang melanjutkan pendidikan di luar negeri bisa dimudahkan karena jadwal tahun ajarannya sudah sama.
Tahun ajaran 1978–1979 pun menjadi tahun ajaran terpanjang sepanjang sejarah, yakni sampai 1,5 tahun. Anak-anak sekolah saat itu jadi punya waktu panjang buat persiapan tahun ajaran baru berikutnya.
Alasan Masuk Sekolah di Bulan Juli
Dilansir dari berbagai sumber, ternyata memang ada beberapa alasan masuk akal yang mendasari perubahan kebijakan ini. Alasan-alasan itu di antara lain adalah.
1. Untuk mempermudah penyusunan rencana anggaran pendidikan
Tahun ajaran baru yang dimulai Januari dinilai terlalu dekat dengan jadwal tutup buku anggaran yang dilakukan pada akhir tahun. Dengan begitu, jadwal awal tahun ajaran baru harus diubah biar bisa menyesuaikan. Dipilihlah bulan Juli, yang merupakan tengah tahun sehingga anggaran biaya pendidikan tetap bisa dilakukan tanpa banyak masalah.
Baca juga: Kisah Inspiratif Guru Isdiarto, Semangat Mengajar Meski Harus Menyusuri Hutan
2. Menyeimbangkan dengan tahun ajaran luar negeri
Di luar negeri, tahun ajaran baru selalu dimulai pada tengah tahun, bukan di awal tahun, setelah anak-anak sekolah di sana berlibur di musim panas. Daoed Joesoef pun kala itu mencoba untuk menyesuaikan tahun ajaran di Indonesia untuk bisa sama dengan di luar negeri.
Alasannya sungguh mulia. Daoed Joesoef ingin anak-anak Indonesia yang melanjutkan pendidikan di luar negeri bisa dimudahkan karena jadwal tahun ajarannya sudah sama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda