Universitas Khairun Olah Makanan Khas Maluku Utara dalam Kemasan Kaleng

Jum'at, 28 April 2023 - 13:37 WIB
loading...
A A A
Dia menuturkan, produknya ini baru dipasarkan secara terbatas saja. Namun mereka berharap produknya bisa dijual bebas karena saat ini pihaknya tengah mengurus perizinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dengan masa simpan yang panjang inilah maka sayur lilin, makanan khas dari Indonesia Timur ini bisa dikenalkan tak hanya di level lokal namun juga nasional bahkan hingga ke mancanegara.

Jika sudah ada izin BPOM, tuturnya, pendatang yang liburan ke Maluku Utara akan bisa mendapatkannya di toko oleh-oleh karena belum ada produk serupa yang dijual sebagai buah tangan di sana. Kisaran harga jualnya per kaleng antara Rp25 ribu-Rp30 ribu.

Baca juga: Kisah Inspiratif Guru Penggerak yang Diangkat Jadi Kepala Sekolah SDN 3 Ternate

Menurut Angela, sayur lilin dalam kemasan kaleng ini merupakan produk dari program Matching Fund Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan bekerja sama dengan koperasi Universitas Khairun.

Sayur lilin ini merupakan projek Matching Fund Kedaireka perdana dari kampusnya pada tahun 2022 yang mendapat pendanaan sebanyak Rp130 juta untuk modal riset hingga produksi.

Sedangkan program matching fund kembali berlanjut di tahun 2023 dengan pengembangan produk dan mitra industri yang berbeda untuk memperkuat pendanaannya.

"Tahun ini kita dapat Rp211 juta dari Kedaireka dengan pengajuan produk baru ayam paniki, ikan garu rica, sama sambal cumi," terangnya.

Produk baru itu tersebut rencananya masih dikemas dalam bentuk kaleng, katanya, karena permintaan dari masyarakat masih tinggi. Pihak rektorat pun sudah bekerja sama dengan beberapa kementerian dan industri yang bersedia memasarkan produk mereka.

Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Khairun Suyuti menambahkan, 2023 ini merupakan tahun kedua kampusnya lolos program Matching Fund. Jika tahun lalu, dana yang didapat sebesar Rp367 juta maka tahun ini untuk batch 1 dana yang didapat Rp796 juta.

Suyuti menjelaskan, dengan adanya program Matching Fund ini akan memberikan kesempatan kepada para dosen di kampusnya untuk giat meneliti dan hilirisasi dari penelitian yang telah mereka buat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3127 seconds (0.1#10.140)