UTA 45 Jakarta Kukuhkan Profesor Farmasi Klinis, Diana Laila Jadi Guru Besar Termuda
loading...
A
A
A
Baca juga: Dorong Dosen Muda, ITB Targetkan 1.000 Publikasi Bereputasi Tinggi
Pada penelitian ini, hampir semua regimen terapi untuk pasien menggunakan kombinasi dengan klorokuin namun yang memiliki survival analysis (ketahanan hidup) yang paling baik adalah kombinasi Favipiravir dan Klorokuin dengan 100 pasiennya sembuh.
Prof Diana menyampaikan bahwa Farmasi atau apoteker yang dulu hanya fokus pada pembuatan obat, sekarang merupakan bagian dari tim kesehatan yang membantu dan meningkatkan quality of life pasien melalui penggunaan obat yang tepat.
Peran Prof Diana dalam aktivitas pendidikan di kampus dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi yang saat ini merupakan alumni apoteker UTA 45 Jakarta, seperti yang diceritakan Valensia tentang kontribusi Prof Diana pada dirinya.
Prof Diana, ujarnya, menjadi penyemangat untuk memotivasinya kembali melanjutkan pendidikan. Dengan motivasi, dia pun dapat mengikuti kompetisi, mendapatkan juara, dan beasiswa dan bisa menjadi bagian dari mahasiswa berprestasi. Selanjutnya mendapatkan kesempatan dalam program pertukaran pelajar Farmasi college.
Valensia menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan suasana belajar yang diciptakan dengan sangat nyaman sehingga dirinya dapat bertahan melanjutkan pendidikan.
Rektor UTA’45 Jakarta J Rajes Khana dalam sambutannya menjelaskan, semoga capaian ini dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi pada UTA’45 Jakarta dan juga untuk bangsa ini.
Sementara Rudyono Darsono mengharapkan dalam pengukuhan ini, Diana dapat menjadi bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, generasi muda, dan meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.
Ketua Yayasan perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta mengharapkan Bambang Sulistomo Prof Diana dapat terus mengabdi pada almamater UTA’45 Jakarta melalui Tridharma Perguruan Tinggi.
Pada penelitian ini, hampir semua regimen terapi untuk pasien menggunakan kombinasi dengan klorokuin namun yang memiliki survival analysis (ketahanan hidup) yang paling baik adalah kombinasi Favipiravir dan Klorokuin dengan 100 pasiennya sembuh.
Prof Diana menyampaikan bahwa Farmasi atau apoteker yang dulu hanya fokus pada pembuatan obat, sekarang merupakan bagian dari tim kesehatan yang membantu dan meningkatkan quality of life pasien melalui penggunaan obat yang tepat.
Peran Prof Diana dalam aktivitas pendidikan di kampus dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi yang saat ini merupakan alumni apoteker UTA 45 Jakarta, seperti yang diceritakan Valensia tentang kontribusi Prof Diana pada dirinya.
Prof Diana, ujarnya, menjadi penyemangat untuk memotivasinya kembali melanjutkan pendidikan. Dengan motivasi, dia pun dapat mengikuti kompetisi, mendapatkan juara, dan beasiswa dan bisa menjadi bagian dari mahasiswa berprestasi. Selanjutnya mendapatkan kesempatan dalam program pertukaran pelajar Farmasi college.
Valensia menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan suasana belajar yang diciptakan dengan sangat nyaman sehingga dirinya dapat bertahan melanjutkan pendidikan.
Rektor UTA’45 Jakarta J Rajes Khana dalam sambutannya menjelaskan, semoga capaian ini dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi pada UTA’45 Jakarta dan juga untuk bangsa ini.
Sementara Rudyono Darsono mengharapkan dalam pengukuhan ini, Diana dapat menjadi bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, generasi muda, dan meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.
Ketua Yayasan perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta mengharapkan Bambang Sulistomo Prof Diana dapat terus mengabdi pada almamater UTA’45 Jakarta melalui Tridharma Perguruan Tinggi.
(nnz)