TIM PKM UKI Ajari Warga Cawang Ubah Limbah Plastik Jadi Produk Bernilai Tinggi
loading...
A
A
A
Dalam proyek ini diperlukan partikel limbah plastik berukuran kecil. Untuk itu, mesin pencacah yang digunakan adalah hasil buatan dan modifikasi sendiri.
Mesin yang dibawa tim PKM UKI merupakan ciptaan dari tim Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil UKI yang dipimpin langsung oleh Medyawanti Pane, dimana ia juga yang mendesain dan membuat langsung mesin tersebut dengan bantuan timnya yang merupakan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin.
Hasilnya, mesin yang diciptakan itu mampu menghasilkan potongan – potongan limbah plastik sekecil mungkin. Sehingga partikel plastik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengganti pasir, yang merupakan salah satu bahan pembuatan paving block.
Tidak hanya menjadi produk yang ramah lingkungan, namun paving block yang dihasilkan dapat digunakan pada area parkir, area taman, area jalan, ataupun parkiran umum. Dimana paving block yang dihasilkan dalam proyek ini memiliki mutu B dan C (12,5-20 MPa).
Dalam proyek ini juga, tim PKM bekerja sama dengan mitra utama mereka yaitu Masyarakat Peduli Sampah (MALISA). Selain itu, tim PKM dibantu juga oleh pengurus Kelurahan Cawang itu sendiri. Terlepas dari bantuan dan kerja sama yang dilakukan, tantangan dalam PKM ini tidak dapat dihindari.
Tantangan terbesar yang tim PKM hadapi adalah berkaitan dengan pembuatan mesin pencacah. Hal tersebut dikarenakan, partikel potongan limbah plastik yang dihasilkan sebagai campuran bahan paving block harus berukuran kecil dan memiliki tekstur halus.
Tim PKM telah melakukan banyak evaluasi dan juga modifikasi ulang alat pencacah yang dinilai kurang menghasilkan ukuran potongan yang diinginkan, hingga akhirnya mendapat hasil yang sesuai.
Sudarno berharap dengan adanya PKM dan sosialisasi ini masyarakat mengerti akan bahayanya sampah plastik dan mendapatkan wawasan baru yang kemudian meningkatkan wirausaha mereka.
“Dengan memberikan wawasan dan pelatihan kepada masyarakat, tentang bagaimana sampah plastik yang sudah mereka kumpulkan selama ini dapat diolah menjadi salah satu campuran atau material pembuatan paving block, sehingga MALISA ini juga dapat meningkatkan wirausaha mereka sehingga penghasilan mereka pun dapat bertambah” ujar Sudarno.
Oky Setiawan, Ketua MALISA merasa terbantu dengan adanya sosialisasi pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan campuran paving block. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna bahkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada langsung menjual limbah plastik tanpa diolah terlebih dulu.
Mesin yang dibawa tim PKM UKI merupakan ciptaan dari tim Prodi Teknik Mesin dan Teknik Sipil UKI yang dipimpin langsung oleh Medyawanti Pane, dimana ia juga yang mendesain dan membuat langsung mesin tersebut dengan bantuan timnya yang merupakan mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin.
Hasilnya, mesin yang diciptakan itu mampu menghasilkan potongan – potongan limbah plastik sekecil mungkin. Sehingga partikel plastik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pengganti pasir, yang merupakan salah satu bahan pembuatan paving block.
Tidak hanya menjadi produk yang ramah lingkungan, namun paving block yang dihasilkan dapat digunakan pada area parkir, area taman, area jalan, ataupun parkiran umum. Dimana paving block yang dihasilkan dalam proyek ini memiliki mutu B dan C (12,5-20 MPa).
Dalam proyek ini juga, tim PKM bekerja sama dengan mitra utama mereka yaitu Masyarakat Peduli Sampah (MALISA). Selain itu, tim PKM dibantu juga oleh pengurus Kelurahan Cawang itu sendiri. Terlepas dari bantuan dan kerja sama yang dilakukan, tantangan dalam PKM ini tidak dapat dihindari.
Tantangan terbesar yang tim PKM hadapi adalah berkaitan dengan pembuatan mesin pencacah. Hal tersebut dikarenakan, partikel potongan limbah plastik yang dihasilkan sebagai campuran bahan paving block harus berukuran kecil dan memiliki tekstur halus.
Tim PKM telah melakukan banyak evaluasi dan juga modifikasi ulang alat pencacah yang dinilai kurang menghasilkan ukuran potongan yang diinginkan, hingga akhirnya mendapat hasil yang sesuai.
Sudarno berharap dengan adanya PKM dan sosialisasi ini masyarakat mengerti akan bahayanya sampah plastik dan mendapatkan wawasan baru yang kemudian meningkatkan wirausaha mereka.
“Dengan memberikan wawasan dan pelatihan kepada masyarakat, tentang bagaimana sampah plastik yang sudah mereka kumpulkan selama ini dapat diolah menjadi salah satu campuran atau material pembuatan paving block, sehingga MALISA ini juga dapat meningkatkan wirausaha mereka sehingga penghasilan mereka pun dapat bertambah” ujar Sudarno.
Oky Setiawan, Ketua MALISA merasa terbantu dengan adanya sosialisasi pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan campuran paving block. Mereka mendapatkan pengetahuan baru dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna bahkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada langsung menjual limbah plastik tanpa diolah terlebih dulu.