Seminar Nasional Sektor Pendidikan Bahas Pentingnya Kecakapan Digital untuk Pemuda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus melakukan penguatan nilai kompetensi digital bagi para pemuda Indonesia. Bagaimana pentingnya kecakapan digital dan menjaga rekam jejak digital juga penting diketahui generasi muda Indonesia.
Agus Indira dari Pandu Digital Madya Indonesia menyampaikan, segala aktivitas dan interaksi yang dilakukan seseorang di ruang digital dapat menjadi sebuah bukti yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.
Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu.
1) Selalu unggah hal positif
2) Cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet
3) Berpikir kembali sebelum mengunggah postingan
4) Melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?” tegasnya, melalui siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Kampus Mengajar Angkatan 5 Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Hal ini disampaikan Agus pada Seminar Nasional Sektor Pendidikan yang digelar Kemenkominfo melalui Pandu Digital berkolaborasi dengan Jawara Internet Sehat ICT Watch Indonesia. Kegiatan ini mengusung tema Pemuda Indonesia Makin Cakap Digital yang dihadiri kurang lebih 100 peserta.
Sementara Tiara Lestari dari Jawara Internet Sehat Jabodetabek menyampaikan, digitalisasi membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas untuk menghasilkan produktivitas. Seperti munculnya beragam profesi dan bidang usaha baru seperti content creator, software engineering, social media specialist, dan lain sebagainya.
Kesempatan itulah yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sumber penghasilan. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar. "Di era digital ini, untuk menjadi orang yang produktif, kita harus menguasai Critical Thinking, Creativity, Communication dan Collaboration," katanya.
"Bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, berpikir kreatif untuk membaca peluang dan kesempatan, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi untuk mengembangkan produktivitas," tambahnya.
Agus Indira dari Pandu Digital Madya Indonesia menyampaikan, segala aktivitas dan interaksi yang dilakukan seseorang di ruang digital dapat menjadi sebuah bukti yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi dan diikuti oleh orang lain.
Ia juga memberikan beberapa tips dalam menjaga dan memahami rekam jejak digital, yaitu.
1) Selalu unggah hal positif
2) Cermat dan jeli menganalisis di aktivitas internet
3) Berpikir kembali sebelum mengunggah postingan
4) Melakukan verifikasi dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Kesimpulannya, jejak digital ini akan selalu ada. Untuk itu, ketika kamu membangun sebuah akun di media sosial, kamu punya pilihan rekam jejak seperti apa yang ingin kamu bangun dan tinggalkan?” tegasnya, melalui siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Kampus Mengajar Angkatan 5 Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Hal ini disampaikan Agus pada Seminar Nasional Sektor Pendidikan yang digelar Kemenkominfo melalui Pandu Digital berkolaborasi dengan Jawara Internet Sehat ICT Watch Indonesia. Kegiatan ini mengusung tema Pemuda Indonesia Makin Cakap Digital yang dihadiri kurang lebih 100 peserta.
Sementara Tiara Lestari dari Jawara Internet Sehat Jabodetabek menyampaikan, digitalisasi membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas untuk menghasilkan produktivitas. Seperti munculnya beragam profesi dan bidang usaha baru seperti content creator, software engineering, social media specialist, dan lain sebagainya.
Kesempatan itulah yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sumber penghasilan. Kuncinya adalah kemauan untuk belajar. "Di era digital ini, untuk menjadi orang yang produktif, kita harus menguasai Critical Thinking, Creativity, Communication dan Collaboration," katanya.
"Bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah, berpikir kreatif untuk membaca peluang dan kesempatan, komunikasi yang efektif dan berkolaborasi untuk mengembangkan produktivitas," tambahnya.