Pentingnya Edukasi Berkelanjutan tentang Risiko Mikroplastik di Lingkungan Terdekat

Rabu, 27 April 2022 - 19:43 WIB
loading...
A A A
Faktanya, penggunaan plastik di masyarakat dahulu membutuhkan ajakan atau edukasi yang serius. Narasi yang disampaikan adalah tentang kepraktisan hidup sehari-hari sebagai bangsa yang belum lama merdeka. Apa yang terjadi saat ini?

Berpuluh-puluh tahun sejak penggunaan plastik pertama kali di Indonesia, timbunan sampah plastik jutaaan ton di dalam tanah dan lautan pun jadi masalah tersendiri. Hal ini karena edukasi tentang pengelolaan limbah plastik yang belum optimal. Apalagi untuk mikroplastik yang partikelnya sangat kecil dan nyaris tak terlihat. Disadari atau tidak, dalam polusi udara pun terkandung mikroplastik yang bisa terakumulasi ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru manusia dan bisa mengganggu pernapasan.

Risiko lainnya dari mikroplastik yang mengancam kesehatan adalah tumor, hambatan pada sistem imun, dan gangguan pada sistem reproduksi. Memang, adanya mikroplastik di lingkungan yang kita huni belum sampai ke tingkat yang darurat. Tapi, seiring waktu berjalan, jumlahnya pun bisa meningkat dan tentu bahanya pun semakin terasa.

Apa yang Seharusnya Dilakukan untuk Mengelola Risiko Mikroplastik?

Mikroplastik memang mengancam ekosistem lingkungan hidup, lalu apa yang sebaiknya dilakukan manusia? Anda mungkin sudah cukup sering mendengar tentang upaya mengurangi penggunaan plastik. Apakah hanya dengan membatasi penggunaannya sehari-hari, itu berarti akan berdampak signifikan pada kondisi ekosistem di darat maupun lautan?

1. Edukasi yang Membentuk Kesadaran Baru

Jika kita kembali mengingat sejarah penggunaan plastik, pada awalnya plastik adalah benda asing, baru, dan belum dikenal masyarakat. Dengan edukasi sedemikian rupa, maka pemahaman masyarakat pun terbentuk. Dengan edukasi pula, kesadaran masyarakat terbentuk bahwa sesuatu yang praktis untuk kehidupan manusia, belum tentu berdampak baik di masa depan. Di sisi lain, masih ada yang seharusnya disosialisasikan yaitu tentang ke mana perginya plastik yang kita gunakan sehari-hari?

2. Tidak Membuang Sampah di Sungai

Edukasi ke masyarakat tentang bahaya mikroplastik bisa diupayakan dengan hal yang realistis, misalnya dengan tidak membuang limbah atau sampah ke sungai. Hal ini diperlukan kerjasama semua pihak mulai dari pemerintahan setempat, masyarakat, dan industri. Agar tidak ada lagi pembuangan sampah di sungai, dibutuhkan fasilitas untuk membuang dan memilah sampah di tepi sungai. Pemerintah juga perlu memperkuat regulasi disertai sanksi, demi mencegah kebiasaan pembuangan sampah ke sungai.

3. Memperkuat Regulasi dan Penerapannya di Masyarakat
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1509 seconds (0.1#10.140)