Pelajari Bahasa Menjadi Jembatan Pelajari Teknologi

Kamis, 30 Juni 2022 - 07:01 WIB
loading...
Pelajari Bahasa Menjadi Jembatan Pelajari Teknologi
Forum Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Mandarin tingkat Nasional
A A A
JAKARTA - Penguasaan Bahasa Mandarin kini dinilai sebagai hal yang esensial. Mengingat negara Tiongkok tersebut tumbuh sangat maju baik dari sisi teknologi maupun ekonomi. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Prof. Asep Saefuddin dalam Forum Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Mandarin tingkat Nasional.

Ia menyatakan dengan menguasai Bahasa Mandarin, kita akan lebih mudah memahami budaya sehingga kerja sama yang terjalin akan bersifat sejajar. “Tiongkok negara yg semakin maju, teknologinya makin maju. Sehingga kita harus banyak belajar darinya Tiongkok, sedangkan Bahasa menjadi jembatannya, “ katanya.

Rektor UAI memaparkan budaya Indonesia sebenanrnya banyak dipengaruhi Tiongkok. Misalnya saja, Tari Betawi, Tari Jawa serta ragam batik terutama di Pantura banyak yang berbasis Tiongkok.

Ia juga menilai pertemuan ini sangat strategis terutama dalam rangka penguasaan teknologi dan bisnis China yang makin maju. “Kita jangan hanya jadi konsumen, “ pesannya.

Terkait antusias pembelajaran Bahasa Mandarin, Direktur Pusat Bahasa Mandarin (PBM) Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Feri Ansori, menyatakan sangat tinggi. Sekolah dan peserta sangat antusias untuk belajar Bahasa Mandarin. Namun sayangnya terkendala dengan minimnya sumber daya manusia atau guru.

“Kendalanya sekarang adalah tenaga pengajar Bahasa Mandarin tidak banyak. Padahal jumlah siswa yang belajar Mandarin meningkat. Mereka memilih bekerja di sektor swasta dengan gaji dan fasilitas yang jauh lebih besar dibanding menjadi guru, “ jelasnya.

Selain itu, ada sejumlah sekolah yang memiliki guru Mandarin namun kemampuannya masih perlu ditingkatkan. “Ada beberapa sekolah yang tidak memiliki guru berlatar belakang Bahasa Mandarin, mengikutsertakan belajar atau pelatihan Bahasa Mandarin, dengan harapan guru tersebut di sekolah bisa mengajar Bahasa mandarin, “ paparnya dalam forum tersebut.

Oleh karena itu, forum ini, ungkap Feri bisa menjadi solusi bagi persoalan baik bagi guru maupun sekolah yang mengalami berbagai kendala pembelajaran Bahasa Mandarin.

Terkait dengan Forum Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Mandarin tingkat Nasional perdana ini harapannya akan menjadi wadah bagi para kepala sekolah dan guru Bahasa Mandarin untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran, saling belajar, berbagi pengalaman dalam hal pengembangan belajar Bahasa Mandarin di sekolahnya masing-masing.

“Bagi sekolah yang sudah ada Bahasa Mandarin, mereka bisa saling bertikar pikiran dan sharing pengalaman, saling memberikan ide jika mengalami kendala-kendala atau kesulitan. Bagi yang belum membuka Bahasa Mandarin, mudah-mudahan dari forum ini bisa difasilitasi mulai dari pengadaan tenaga pelajar, pelatihan tenaga pengajar, dan lain-lain. Harapan kita, pengajaran Bahasa mandarin di Indonesia jadi lebih massif, “ harapnya.

Adapun jumlah peserta berasal dari hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hadir 80 orang guru dan 20 kepala sekolah baik dari sekolah negeri dan swasta. Ia menyatakan mengingat ini forum perdana, maka belum bisa mengakomodir seluruh guru dan kepala sekolah yang memiliki program Bahasa Mandarin.

“Kita berharap tahun depan ada penyelenggaraan tahun kedua, ketiga dan seterusnya, dan kita bisa mengundang lebih banyak peserta, “ katanya.

Ia juga menargetkan ke depan tidak hanya menjadi forum untuk bertukar pikiran tetapi juga menjadi forum diskusi ilmiah. “Misalnya para guru bisa saling memaparkan penelitian, pengalaman mereka mengajar, menjadi satu penerbitan ilmiah atau jurnal atau prosiding, “ ujarnya.

Setelah ini, ia mengaku akan mem- follow up salah satunya melalui pengisian kuesioner. Kuesioner berisi mengenai apa saja yang akan dilakukan peserta setelah melakukan pelatihan ini. “Kalau dari hasil sharing mereka mendapatkan insight, dan dapat diaplikasikan di sekolah, maka kita akan follow up, “ ucapnya.

Selain itu hasilnya akan dijadikan satu rujukan untuk disampaikan pada tingkatan lebih tinggi misalnya Kementerian Pendidikan dan kebudayaan untuk bisa menjadi dasar mengambil kebijakan terhadap pengembangan Bahasa Mandarin di sekolah.

Sementara itu, terkait meningkatkan kualitas penguasaan Bahasa Mandarin, UIA melalui Program Studi Bahasa Mandarin bekerja sama Kebudayaan Tiongkok UAI dengan Fujian Normal University (FNU). Kerja sama ini sudah berjalan sejak tahun 2004. Sejak itu sampai tahun 2022 ini sudah ada ratusan mahasiswa Prodi Mandarin, dan pimpinan fakultas, serta program studi UAI yang dikirim ke sana antara lain untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarin dalam program 6 bulan, 1 tahun, dan program Pasca Sarjana.

Begitu pula dari pihak FNU telah mengirimkan puluhan tenaga pengajar ke UAI, antara lain guru Bahasa Mandarin, guru tari-tarian tradisional dan beladiri China (Wushu), guru Sastra dan Kesenian China. Saat ini, program studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok UAI juga tengah melaksanakan program Double Degree dengan International College of Chinese Studies melalui program 1+2+1. Dimana dalam program ini, tahun pertama mahasiswa kuliah di UAI, kemudian tahun ke dua dan ketiga kuliah di FNU, dan tahun ke empat kembali ke UAI untuk menyelesaikan studi, dan akan mendapatkan dua gelar sarjana dari UAI dan juga Fujian Normal University.
(atk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1740 seconds (0.1#10.140)