Mahasiswa ITS Desain Kapal Pengantar Pasien COVID-19 Antar Pulau
loading...
A
A
A
Selain itu, katanya, kapal juga memiliki Air Handling Unit (AHU) yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara pada kapal. Makanya setiap ruangan di kapal akan disuplai udara dengan AHU dan dilakukan exhaust treatment, di mana udara akan dibuang menggunakan negative pressure fan dengan memanfaatkan pasa cerobong asap. Hal itu akan membantu membunuh virus di udara, sehingga aman saat dibuang ke lingkungan. (Baca juga: Gandeng Kemendikbud dan Kemenag, Stafsus Presiden Luncurkan #temanKIP )
Interior KM Tamanna ini didesain untuk memaksimalkan pelayanan dan keamanan pasien maupun petugas medis. Terdapat tiga pintu akses masuk dari samping dan depan, juga terdapat lima bilik disinfektan di setiap akses pintu masuk dan keluar ruangan yang berpotensi penyebaran virus. Area kerja juga dibagi menjadi dua antara tim medis dan kru kapal, sehingga meminimalisir penyebaran virus COVID-19.
Dalam hal keselamatan, Timur membeberkan bahwa terdapat tangga darurat yang dapat digunakan untuk evakuasi pasien lebih cepat dan cranev manual yang berfungsi menurunkan pasien ke liferaft. Untuk liferaft sendiri ada dua yaitu liferaft pasien dan perawat jaga, dan liferaft kru dan tim medis.
“Kedua liferaft dihubungkan menggunakan tali dan dilengkapi mesin darurat sebagai penggerak liferaft,” jelasnya.
Timur memaparkan, KM Tamanna dilengkapi laboratorium di kapal, sehingga dapat dilakukan diagnosa lebih lanjut ke pasien dan untuk mendeteksi orang-orang yang telah berkontak dengan pasien apakah reaktif atau tidak.
Untuk fasilitas tim medis, di dalam KM Tamanna terdapat B3 throw dan APD throw untuk membuang sampah B3 padat dan untuk membuang APD ke ruang incinerator yang selanjutnya akan dibakar untuk membunuh virus yang menempel pada APD.
Tak hanya itu, Timur menerangkan untuk pelayanan pasien kapal ini terdapat fasilitas ambulans yang berfungsi untuk menjemput dan mengantar pasien yang terjangkit COVID-19. Serta pada ruang pasien terdapat kaca pemantau dari ruangan pasien. “KM Tamanna sendiri sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 52,3 persen,” katanya.
Interior KM Tamanna ini didesain untuk memaksimalkan pelayanan dan keamanan pasien maupun petugas medis. Terdapat tiga pintu akses masuk dari samping dan depan, juga terdapat lima bilik disinfektan di setiap akses pintu masuk dan keluar ruangan yang berpotensi penyebaran virus. Area kerja juga dibagi menjadi dua antara tim medis dan kru kapal, sehingga meminimalisir penyebaran virus COVID-19.
Dalam hal keselamatan, Timur membeberkan bahwa terdapat tangga darurat yang dapat digunakan untuk evakuasi pasien lebih cepat dan cranev manual yang berfungsi menurunkan pasien ke liferaft. Untuk liferaft sendiri ada dua yaitu liferaft pasien dan perawat jaga, dan liferaft kru dan tim medis.
“Kedua liferaft dihubungkan menggunakan tali dan dilengkapi mesin darurat sebagai penggerak liferaft,” jelasnya.
Timur memaparkan, KM Tamanna dilengkapi laboratorium di kapal, sehingga dapat dilakukan diagnosa lebih lanjut ke pasien dan untuk mendeteksi orang-orang yang telah berkontak dengan pasien apakah reaktif atau tidak.
Untuk fasilitas tim medis, di dalam KM Tamanna terdapat B3 throw dan APD throw untuk membuang sampah B3 padat dan untuk membuang APD ke ruang incinerator yang selanjutnya akan dibakar untuk membunuh virus yang menempel pada APD.
Tak hanya itu, Timur menerangkan untuk pelayanan pasien kapal ini terdapat fasilitas ambulans yang berfungsi untuk menjemput dan mengantar pasien yang terjangkit COVID-19. Serta pada ruang pasien terdapat kaca pemantau dari ruangan pasien. “KM Tamanna sendiri sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 52,3 persen,” katanya.
(mpw)