Kehadiran Kampus Asing, Antara Waswas dan Kualitas

Jum'at, 21 Mei 2021 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Malaysia misalnya, merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sangat terbuka dengan kehadiran kampus asing asal Australia, Inggris, Irlandia, dan China. Umumnya kampus asing di Negeri Jiran masuk dalam 100 kampus terbaik dunia versi QS World University Rankings yang menawarkan program sama dengan kampus asalnya. Kampus asing menawarkan kualifikasi dan kualitas pendidikan yang sama dengan di mana asal kampus tersebut.

Ada pun 10 kampus internasional yang membuka cabang di Malaysia seperti (1) Curtin University, Sarawak; (2) Monash University, Selangor; (3) Swinburne University of Technology, Sarawak; (4) The University of Nottingham Malaysia, Selangor; (5) Heriot-Watt University Malaysia, Putrajaya; (6) Newcastle University Medicine Malaysia, Educity, Johor; (7) University of Southampton – Malaysia Campus, Educity, Johor; (8) University of Reading Malaysia, Educity, Johor; (9) Xiamen University Malaysia Campus, Selangor; (10) Royal College of Surgeons in Ireland and University College Dublin Malaysia Campus, Penang.



Malaysia sudah membuka kehadiran kampus asing di sana sejak 1998 ketika Monash University membangun cabang di sana. Yang terbaru adalah Xiamen University Malaysia beroperasi pada 2015. Kehadiran kampus asing di Malaysia itu tentunya menjadi keuntungan bagi warganya. Dengan biaya kampus dan operasional hidup hemat 40%, mereka tetap mendapatkan kualifikasi pembelajaran yang sama dengan di kampus asalnya.

Selain Malaysia, Singapura juga sudah sejak lama membuka diri dengan masuknya kampus asing. Sedikitnya ada 16 kampus asing yang membuka cabang di singapura sejak 1998. Kampus asing tersebut adalah (1) The University of Adelaide, (2) Fontainebleau, France; (3) University of Chicago Graduate School of Business; (4) Queen Margaret University, Edinburgh; (5) James Cook University Singapore; (6) S.P Jain School of Global Management; (7) ESSEC Business School; (8) Cardiff Metropolitan University; (9) University of Nevada Las Vegas Singapore; (10) New York University's Tisch School of the Arts; (11) Curtin University Singapore; (12) DigiPen Institute of Technology Singapore; (13) University of Redmond, Washington, USA; (14) Temple University Singapore; (15) Embry-Riddle Aeronautical University; dan (16) Yale NUs College.

Kehadiran kampus asing di Singapura seiring perkembangan industri keuangan dan perbankan yang berkembang pesat di negara tersebut. Selain itu, kampus asing itu juga melihat kesempatan Singapura sebagai hub di mana banyak warga negara Asia lainnya tinggal dan belajar di Negeri Singa tersebut.

Lantas, bagaimana dengan kehadiran kampus asing di Indonesia? Apakah itu bisa meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia atau justru menjadi ancaman bagi pendidikan Indonesia dengan dalih nasionalisme atau patriotisme?

Sebab, seharusnya pada era perkembangan teknologi yang semakin pesat dan keterbukaan investasi, masuknya kampus asing justru akan menambah citra positif Indonesia di luar negeri. Bahkan, Indonesia juga harus siap menghadapi persaingan dengan kampus asing di depan mata.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Nizam menuturkan, kebijakan penyelenggaraan pendidikan tinggi dari luar negeri sudah diatur dalam Permenristekdikti Nomor 53/2018. Kehadiran perguruan tinggi kelas dunia di Indonesia, kata dia, mendekatkan layanan pendidikan tinggi berkualitas bagi masyarakat luas, menghemat devisa yang keluar, sekaligus mendorong peningkatan mutu perguruan tinggi di dalam negeri.

Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1840 seconds (0.1#10.140)